Tangerangupdate.com (08/11/2021) | Tangerang Selatan — Bocornya atap gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) sampai mengunakan ember untuk menampung air, ditanggapi oleh DPRD Tangsel, pihaknya mengaku belum memiliki biaya untuk perbaikan atap-atap bocor, anggaran yang tersedia hanya untuk bagian rooftop gedung saja.
Informasi tersebut didapatkan dari Asep Beni anggota Bagian Rumah Tangga pada Kantor DPRD Kota Tangsel, setelah mendapat kritikan tajam dari masyarakat terkait kondisi ruang rapat yang bocor dan jebol.
“Jadi saya tidak bisa memunculkan berapa anggarannya, tetapi kurang lebih ada biaya Rp 150 juta untuk rooftop saja. Karena kita juga baru tau, ternyata ini bocor. Makanya plafon-plafonnya sengaja kita bongkar, biar tau dimana titik bocornya,” terangnya kepada wartawan, ditulis Senin, (08/11)
Akan tetapi kata Asep Beni, namanya di rooftop, saya coba efoksi semuanya, agar rata semuanya, supaya tidak ada kebocoran.
“Targetnya sebelum tanggal 26 sudah selesai,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan titik yang bocor mungkin ada satu hingga dua titik di gedung tersebut. Oleh sebab itu, tegas dia, pihaknya menargetkan pada tanggal 23 bulan ini kebocoran tersebut sudah diperbaiki.
“Oleh sebab itu masukan dan saran saya untuk Dinas Bangunan agar dapat dimaksimalkan perbaikan atap yang berada di ruangan rapat paripurna. Karena yang banyak bocor juga titik-titik itu ada di ruangan rapat paripurna,” ungkapnya.
Ia mengaku, menyayangkan adanya kebocoran di Gedung DPRD Tangsel. Ia mengaku, khawatir saat musim hujan terdapat kebocoran saat rapat berlangsung.
“Walaupun progres sampai saat ini saya melihat sudah 70% kebocoran hampir di selesaikan oleh Dinas Bangunan. Mungkin sekitar tinggal yang di sebelah barat, kemungkinan target dari Dinas Bangunan selesai minggu ini,” tutupnya.
Diketahui berdasarkan pantauan dilapangan, tampak terlihat atap kantor DPRD Kota Tangsel lantai 3 mengalami kebocoran dan jebol serta di atas meja ruangan rapat paripurna, terdapat ember untuk menampung tetesan air dari atap gedung.
Menyikapi hal tersebut Wakil Koordinator Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) Jupri Nugroho, bertanya-tanya mengenai anggaran perawatan gedung itu, hingga rumah rakyat tersebut dapat mengalami kebocoran.
“Bocornya gedung wakil rakyat sampai harus mengunakan ember, tapi ko besaran anggaran perbaikannya tidak dapat diakses oleh masyarakat, ini kan jadi tanda tanya apa anggota dewan itu jarang ngantor sampai ga tau,” ujarnya, Sabtu,(06/11).
Gedung yang menghabiskan anggaran kurang lebih 200 Milyar itu, masih kata Jupri, belum lama di tempati oleh para anggota dewan, kini gedung tersebut mengalami kerusakan pada atap yang menimbulkan kebocoran di ruang rapat paripurna.
“Sebab itu seharusnya para Anggota DPRD memperhatikan gedung yang ia tempati, apabila terdapat suatu hal yang mengalami kerusakan, jangan viral baru nanti semua baru pada berbicara, kemarin kemana saja ” tandasnya.