Tangerangupdate.com (24/12/2021) | Kabupaten Tangerang — Sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Tangerang mengaku harus mengalami penurunan omset penjualan di tengah kenaikan harga bahan pokok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Hal itu disampaikan langsung oleh Maman Novi, salah satu penjual ayam potong ketika ditemui di pasar Gudang Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (24/12/2021).
Maman mengatakan, penurunan omset tersebut biasanya diakibatkan oleh kenaikan harga ayam potong di pasar. Sehingga kata Maman, pelanggan lebih memilih membeli bahan pangan yang lebih murah.
Selain berkurangnya pembeli, Maman juga mengatakan, penurunan omset itu juga merupakan imbas dari kenaikan harga ayam di peternak. Sehingga katanya, ia harus rela menambah modal belanja, sementara keuntungan sedikit.
“Makanya kita juga omset berkurang, kira kira 30%. Yang tadinya kira angkut pakai mobil sekarang pakai motor, yang penting buat sehari hari. Ayam mahal, modal nambahin, keuntungan sedikit,”
Lebih lanjut dirinya mengungkap, kenaikan harga ayam tersebut mulai dirasakan pada awal bukan Desember 2021. Ia mengatakan, sebelum mengalami kenaikan, harga ayam potong dipatok Rp. 30 ribu perkilo.
“Bertahap naiknya, (mulai naik) kira kira dua Minggu ke belakang, tadinya 30ribu perkilo sekarang 38k perkilo untuk jenis ayam boiler,” katanya.
Di konfirmasi terpisah, Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat mengatakan, kenaikan harga beberapa komoditas seperti daging ayam potong sebenarnya sudah umum terjadi pada hari perayaan besar seperti Idul Fitri ataupun Natal dan Tahun Baru.
Hal itu kata Iskandar, biasanya dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas di pasar. “Jadi sebenarnya harga barang itu secara umum normal, tapi kalau Nataru dan Idul Fitri atau hari raya lainnya, seolah olah naik karena kebutuhan meningkat,” katanya.
Dirinya mengatakan, pihaknya tetap akan terus melakukan monitoring kenaikan harga di kalangan pedagang. Selain monitoring, pihaknya juga gencar melakukan Edukasi kepada para pedagang agar tidak menjual dengan harga yang tidak wajar.
“Kita tidak bisa intervensi harga, kecuali untuk bahan pokok tertentu, seperti minyak goreng, daging, kalau memang sangat signifikan kita bekerjasama dengan bulog untuk intervensi pasar,” tandasnya.