Tangerangupdate.com (04/01/2021) | Kota Tangerang — Sejumlah pedagang Pasar Induk Jatiuwung, Kota Tangerang, membuang sejumlah barang dagangan lantaran tidak laku dan busuk, pedagang mengklaim hal tersebut akibat sampai hari ini Pasar Induk Tanah Tinggi tetap beroperasi.
karena sebelumnya Pemerintah Kota Tangerang menyatakan bahwa izin pemanfaatan lahan di pasar Tanah Tinggi telah habis. Sehingga para pedagang ini pindah ke Pasar Induk Jatiuwung.
Dikutip dari Merdeka.com, Selasa (04/01) Abdul Majid salah satu pedagang di pasar induk Jatiuwung mengungkapkan usahanya tidak berkembang, karena Pasar Induk Tanah Tinggi yang berada di Kecamatan Tangerang masih dihuni para pedagang.
“Kenapa saya mau pindah dari pasar Tanah Tinggi ke sini (Jatiuwung), karena di sana katanya izinnya enggak diperpanjang. Akhirnya saya pindah ke Jatiuwung, tapi sampai jalan 5 bulan ini, ternyata Pasar Tanah Tinggi masih diizinkan,” ungkapnya,
Dirinya menceritakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang merelokasi pedagang termasuk dirinya pada pertengahan 2021, karena izin perpanjangan lahan di Pasar Tanah Tinggi tidak akan diperpanjang atau ditutup.
“Jual-beli sayur-mayur di Pasar Induk Jatiuwung menjadi sepi. Karena pedagang juga masih maunya beli di sana. Enggak ke Pasar Induk Jatiuwung. Kami bukannya rugi lagi, malah enggak dapat apa-apa,” ungkap pria yang sudah 20 tahun berdagang sayur ini.
Tidak hanya Abdul saja namun ada Ade, pedagang Cabai Kriting dan merah ini mengaku kesal dengan masih diizinkannya operasional Pasar Induk Tanah Tinggi, Ade mengaku kesal.
“Kalau tahu buntung ngapain saya berjualan. Ibaratnya saya datang cabai 10 ton, tapi yang laku cuma satu ton. Bukan rugi, tapi nyusahin,” jelas dia.
Seharusnya menurut Ade hanya ada satu pasar induk di setiap daerah, agar aktivitas usaha pedagang kecil tidak bisa bertumbuh. Ia berharap Pemerintah Kota Tangerang, segera bertindak tegas untuk menyelamatkan usaha pedagang di pasar rakyat tersebut.
“Emang Tangerang semana, pasar induk sampai dua. Harusnya cuma satu, kalau ini dibiarkan sama saja membunuh para pedagang,”Harus segera bertindak. Dagangan kami bukan habis dibeli masyarakat, tapi busuk dibawa ke bak sampah. Karena tidak laku,” kesalnya.
Menurut Delfi, salah satu warga Pasar Kemis yang sering datang membeli sayuran untuk lapak sayurannya, menambahkan bahwa memang Pasar Induk Jatiuwung tidak seramai Pasar Induk Tanah Tinggi, ditambah memang tiak sebanyak di Pasar Induk Tanah Tinggi.
“Kalau boleh dibilang sih mending ke Tanah Tinggi, jumlahnya lebih banyak juga Disana kan. Àpalagi kaya saya gini bakal di jual lagi sayurannya” tutupnya.