” Liputan Khusus Terkait Pelaku Bom Makasar Bersama Pengamat Teroris Nasional Khariroh Maknunah dari Yayasan Prasasti Perdamaian “
Redaksi Tangerangupdate.com
Tangerangupdate.com (01/04/2021) | Jakarta — Ledakan bom menguncang Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021), meninggalkan catatan panjang terorisme ditanah air.
Terduga pelaku Pasangan suami istri yang menjadi “pengantin” tewas dilokasi bersama bom yang dibawanya, Polisi berhasil mengidentifikasi bahwa terduga pelaku merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Radikalisasi Dalam Keluarga
Pengamat terorisme dari yayasan prasasti perdamaian Khariroh Maknunah, menjelaskan bahwa tren radikalisasi dalam keluarga seperti yang terjadi pada pasutri yang melakukan bom bunuh diri di gereja Makassar sangat perlu diwaspadai.
Karena menurutnya dalam melakukan amaliyah khususnya bom bunuh diri berpotensi mengajak dan melibatkan anak-anak bahkan jabang bayi dalam kandungan. Seperti halnya pada bom bunuh diri di Gereja Makassar.
Bom Bunuh Diri Amaliyah Tertinggi.
“Bom bunuh diri menurut kelompok VE ini sebagai amaliyah tertinggi, jihad yang jaminannya syahid. Doktrin itu yang tentu menjadi iming-iming manis bagi pengikut kelompok VE untuk melakukan bom bunuh diri. Biasanya mereka akan melakukan dengan suka rela” jelasnya kepada Tangerangupdate.com
Ia menjelaskan bahwa kelompok teroris seperti JAD yang melakukan aksinya seperti di makasar akan mempersiapkan dan memfasilitasi para calon pengantinnya.
Misalnya bagi perempuan single yang sudah siap melakukan bom bunuh diri atau amaliyah istisyhadiyah, maka akan dicarikan laki-laki untuk menikahinya yang juga akan memfasilitasi dan membantu melancarkan rencana bom bunuh diri tersebut.
“Tren radikalisasi dalam keluarga sejak 5 tahun belakangan metode yang sering dipakai, hal seperti ini pernah terjadi pada kasus Dian Yulia Novi, perempuan pertama di Indonesia yang akan melakukan bom bunuh diri dengan bom panci di Istana pada tahun 2016” tuturnya.
Apakah Tempat Ibadah Menjadi Sasaran teror ?
Terkait sasaran teror, Peta target teror di Indonesia memang beragam, biasanya dipengaruhi oleh afiliasi orang yang melakukan aksi terori. karena berkaitan dengan pada perspektif ideologi mereka soal sasaran jihad.
“Kalau dikatakan oleh polisi bahwa pelaku teror adalah bagian dari kelompok JAD, maka tempat ibadah ataupun kepolisian sama-sama menjadi target mereka. Sebenarnya membicarakan serangan terorisme tidak hanya soal Islam , kristen atau agama lain selain Islam” papar Nuna sapaan akrabnya.
Terorisme Adalah Kejahatan Kemanusiaan
Menurut alumni Uin Syarif Hidayatullah Jakarta ini terorisme adalah adalah kejahatan kemanusiaan. Karena sasaran mereka jelas manusia. Ia memaparkan seperti
pada kasus peledakan Gereja di Makassar misalnya, jika sasaran teror atau jihad menurut keyakinan mereka dengan membunuh non muslim atau menghancurkan rumah ibadah selain rumah ibadah Islam, maka logikanya harusnya serangannya di dalam gereja.
“Dalam kasus Gereja Makasar mereka meledakan di depan gereja yang korbannya bisa saja orang-orang Islam. Selain itu gereja sebagai target tidak memiliki kerusakan yang parah atau bahkan tidak hancur misalnya. Jadi yang harus digaris bawahi serangan teror di Indonesia harus dilihat juga sebagai kejahatan kemanusiaan” tegasnya
Teror JAD Makasar terkait dengan Pimpinan ISIS yang baru?
Telah diketahui bahwa Kelompok JAD terafiliasi ke ISIS. Jika dikaitkan dengan pimpinan baru ISIS, menurutnya tidak secara langsung berkaitan. Karena sejak pimpinan ISIS sebelumnya yang tewas dalam serangan militer Amerika tipikal serangan teror yang mereka namakan jihad memiliki pola yang sama yaitu serangan ke tempat ibadah, kepolisian dan tempat vital negara.
“Analisa saya ini merupakan amaliyah dari kelompok JAD pada momentum sebelum bulan suci ramadhan. Dalam kelompok mereka, bom bunuh diri adalah amaliyah tertinggi mereka, jihad yang sudah jaminannya syahid menurut mereka, jadi tidak ada hubungannya dengan pimpinan baru ISIS sekalipun JADI telah mebaiat kelompoknya kepada ISIS” ungkapnya.
Penangkapan Terduga Teroris di beberapa Tempat
Penangkapan terduga teroris yang dilakukan oleh Densus 88 tidak semuanya berafiliasi dengan JAD atau ISIS. Ada juga yang berafiliasi ke JI (Jamaah Islamiyah), JAS (Jamaah Anshor Syariah), MIT (Mujahidin Indonesia Timur) ini juga berafiliasi ke ISIS.
Namun adanya penangkapan tahun-tahun terakhir didominasi oleh orang-orang yang berafiliasi dengan ISIS dengan berbagai nama kelompok di Indonesia seperti JAD, MIT pungkasnya.