Tangerangupdate.com (22/11/2021) | Kabupaten Tangerang — Besarnya wilayah Kabupaten Tangerang disinyalir menjadi sebab Dinas Koperasi dan Usah Mikro (DinKopUm) kesulitan memonitoring dan pembinaan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan Usaha Mikro, DinKopUm Kabupaten Tangerang, Asmah, usai menanggapi keluhan pelaku UMKM di Kecamatan Pasarkemis yang mengaku kesulitan bangkit di masa pandemi.
Dengan alasan besarnya cakupan wilayah itu, Asmah meminta kepada pedagang tersebut agar mendatangi langsung kantor DinKopUm Kabupaten Tangerang.
“Bisa ga disuruh datang ke sini?, Kabupaten Tangerang kan luas ya, ada 29 kecamatan, jadi kami kesulitan,” ujar Asmah di gedung Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Ditulis, (22/11/21).
Asmah mengungkap, sebenarnya Dinas Koperasi melalui Surat Keputusan Bupati telah membentuk Forum Usaha Mikro (Forsamik) sebagai penghubung antara Pemerintah Daerah dengan para pelaku UMKM.
Namun katanya, karena jalannya Formasik tidak efektif, maka dibentuklah Forum di setiap Kecamatan yakni Forum Usaha Mikro Kecamatan (Forcam).
“Kita ada Forsamik yang membawahi Kabupaten, tapi tetap kewalahan akhirnya dibentuk Forcam, yaitu kordinator di setiap Kecamatan, seharusnya tugas mereka mendata, ketuanya di Pasarkemis itu bu Kristin,” terangnya
Lebih lanjut Asmah mengungkap, Dinkop sebenarnya memiliki beberapa program seperti, pelatihan pengemasan, pembukuan, legalitas usaha serta legalitas halal.
“Sebenarnya ada program, seperti pelatihan pengemasan, pembukuan dan juga legalitas, udah disuruh kesini aja ya pelaku UMKM nya, kita juga maunya semua terlayani ga cuma satu orang aja yang tau program kita,” tutupnya.
Sebelumnya juga diberitakan, Kesulitan memasarkan Produk, pelaku UMKM di wilayah pasarkemis minta dinkop berikan pelatihan. Hal itu dikeluhkan Haeroni, pelaku UMKM pembuatan Spons Cuci, ketika ditemui dikediamannya, Rabu, (17/11/21)
“Ya banyak yang mengeluhkan kesulitan dalam pemasaran dimasa pandemi ini, apalagi sekarang serba online, kita juga ga paham cara jual lewat online,” ujar Haeroni.