Tangerang Update
Masuk
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Kab Tangerang
  • Kota Tangsel
  • kabupaten tangerang
  • tangerang selatan
  • tangsel
  • Nasional
Minggu, 12 Oktober 2025
Tangerang UpdateTangerang Update
Search
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Punya Akun? Masuk
Follow US
© 2025 Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Kota TangselNasionalOpini

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Kentang Guevara
Kentang Guevara
Minggu, 27 Juli 2025 | 05:03 WIB
Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
SHARE

Tangerangupdate.com – Ketika Tangerang Selatan disebut, yang pertama terlintas di benak banyak orang bukanlah pusat pemerintahannya, tetapi kawasan-kawasan elit yang dibentuk oleh kekuatan modal swasta: BSD City, Bintaro Jaya, Alam Sutera, Summarecon Serpong, dan lain-lain.

Kota ini seolah diasosiasikan dengan perumahan mewah, pusat perbelanjaan megah, infrastruktur lebar nan tertata, dan sistem tata ruang yang rapi. Sayangnya, semua itu bukanlah hasil kerja tangan pemerintah.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Dalam kenyataannya, lebih dari 68% wilayah Tangerang Selatan dikelola dan dikembangkan oleh sektor swasta. Dari BSD yang mencakup sekitar 60 km² hingga Bintaro yang membentang lebih dari 23 km², pemerintah kota tampak hanya berperan sebagai pengatur administratif dari ruang-ruang yang tumbuh karena inisiatif pasar.

Lalu, bagaimana dengan wilayah yang benar-benar menjadi tanggung jawab pemerintah secara penuh? Wilayah di mana tidak ada intervensi developer swasta, tidak ada zonasi perumahan eksklusif, dan tidak ada tata ruang yang disubsidi oleh modal besar?

Jawabannya: Ciputat ibu kota administratif Tangerang Selatan yang justru menjadi wajah paling lusuh dari kota yang katanya urban dan modern.

Ironi Ibu Kota yang Tak Punya Wajah Kota

Sebagai pusat pemerintahan, Ciputat seharusnya menjadi simbol wajah kota. Di sinilah kantor Wali Kota berada, pusat administrasi bergerak, dan berbagai lembaga negara ditempatkan. Tapi hari ini, ketika seseorang menyebut “Ciputat”, bukan wajah kota yang muncul di bayangan publik, melainkan kemacetan, pasar yang sumpek, terminal yang semrawut, dan jalanan yang terlalu kecil untuk beban kendaraan yang melintas.

BACA JUGA:  Pengamat: Banjir Tangerang Selatan Akibat Kesalahan Tata Kota dan Minimnya Ruang Resapan

Ciputat tidak memiliki alun-alun kota. Tidak ada taman besar yang menjadi pusat aktivitas warga. Tidak ada jalur pedestrian yang manusiawi. Bahkan fasilitas transportasi umum di pusat kotanya justru menjadi titik paling tidak nyaman untuk dilalui. Semua ini sangat kontras dengan wilayah-wilayah lain di Tangsel yang dikembangkan oleh swasta, lengkap dengan ruang terbuka hijau, danau buatan, jalur sepeda, hingga kawasan hunian yang steril dari hiruk pikuk urban.

Pemerintah kota seperti lupa bahwa Ciputat adalah “rumahnya sendiri”. Dan ironisnya, mereka justru tampak lebih sibuk mengurusi ‘rumah tetangga’ yang sudah rapi karena ditata swasta.

Krisis Tata Kota dan Abainya Pemerintah

Pertanyaannya bukan hanya mengapa Ciputat tertinggal, tetapi mengapa pemerintah begitu pasif dan permisif terhadap ketimpangan ruang yang mereka ciptakan sendiri. Ketika sektor swasta mengelola hampir seluruh wilayah Tangsel, maka seharusnya pemerintah memfokuskan perhatian, energi, dan anggaran publik untuk menata ruang yang sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya.

Tapi kenyataan berkata lain. Pemerintah kota seolah membiarkan Ciputat berkembang liar tanpa arah, tanpa cetak biru jangka panjang, dan tanpa niat serius untuk direvitalisasi. Fungsi ruang tumpang tindih antara pasar, terminal, jalan, sekolah, kantor, dan permukiman. Tidak ada manajemen transportasi terpadu. Tidak ada relokasi atau zonasi ulang. Setiap hari, masyarakat terjebak dalam kemacetan yang seharusnya bisa diatasi dengan desain kota yang cerdas.

BACA JUGA:  PWI Tangsel Serahkan Tumpeng ke Polres dalam Peringatan HUT Bhayangkara ke-79

Lebih jauh, tidak adanya ruang publik seperti alun-alun kota bukan hanya kelalaian teknis, tapi bentuk kehilangan roh demokrasi perkotaan. Sebuah kota tanpa alun-alun adalah kota tanpa ruang berkumpul, tanpa tempat simbolik untuk merayakan kebersamaan dan menyuarakan aspirasi. Ini bukan hanya soal desain, tapi soal makna.

Saatnya Rakyat Bersuara, Bukan Hanya Menyesuaikan

Kritik terhadap kondisi Ciputat bukan sekadar keluhan teknis warga tentang macet dan sumpek. Ini adalah kritik atas kegagalan struktural pemerintah dalam mengelola ruang yang menjadi miliknya sendiri. Ketika warga di Serpong atau Bintaro hidup dalam kenyamanan tata ruang, warga Ciputat dipaksa hidup dalam ruang yang sempit, penuh, dan lelah padahal mereka tinggal di ibu kota administratif.

Sudah waktunya masyarakat tidak lagi memaklumi keadaan ini. Ciputat butuh narasi baru, bukan hanya dari pemerintah, tapi dari warganya. Sebuah gerakan sipil bisa dimulai: mulai dari menuntut publikasi APBD untuk Ciputat, mendesak DPRD membuat rapat dengar pendapat tentang penataan kota, hingga mengusulkan desain alun-alun kota sebagai proyek kolaboratif warga dan pemerintah.

Bahkan bisa dibayangkan, bagaimana jika warga, mahasiswa, dan komunitas lokal membuat semacam “Urban Festival Ciputat” di tengah ruang-ruang publik yang minim sebagai bentuk satire urban atas matinya visi kota di pusat pemerintahannya sendiri?

BACA JUGA:  Mayat Pria Ditemukan di Lahan Kosong Bintaro, Polisi Olah TKP

Menuntut Perubahan: Dari Simbol ke Aksi

Tangerang Selatan bukan hanya kota impian para developer. Ia adalah kota tempat puluhan ribu warga menggantungkan harapan hidup mereka bukan hanya untuk tinggal, tetapi untuk hidup dalam ruang yang manusiawi.

Ciputat sebagai ibu kota tidak boleh dibiarkan menjadi simbol kegagalan. Sebaliknya, ia harus menjadi pusat perbaikan baik dari sisi fisik, manajemen, maupun keadilan ruang.

Kalau hampir seluruh Tangsel sudah ditata oleh swasta, maka tanggung jawab moral, politik, dan anggaran publik pemerintah harusnya tertumpah penuh ke Ciputat dan wilayah sekitarnya. Karena di sanalah negara masih punya peran utuh, bukan sekadar jadi penonton tata kota oleh korporasi.

Kita tidak butuh kota yang hanya bagus di brosur properti. Kita butuh kota yang adil, tertata, dan berpihak pada warganya sendiri. Dan semua itu harus dimulai dari Ciputat dari pusat yang hari ini nyaris tanpa pusat.

Oleh: Irhas Abdul Hadi
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Disclaimer: artikel ini adalah kiriman dari pembaca Tangerangupdate.com. Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.

TAGGED:#TangerangSelatanciputatHMI ciputatIrhas Abdul Hadi
Bagikan:
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link

– Advertisement –

WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.48.48 PM
WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.45.10 PM
iklan
WhatsApp Image 2025-08-16 at 8.15.38 PM

Terpopuler

IKA SAKTI Tangerang bakal menggelar aksi di depan Kejari Kabupaten Tangerang, Gedung Bupati dan DPRD Kabupaten Tangerang | Dok. Tangerangupdate.com

IKA SAKTI Bakal Gelar Demonstrasi Desak Bentuk Pansus Usut Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Program Pasar Bahagia di Masjid Jami Al Barokah disambut gembira oleh warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan | Dok. Istimewa

Pasar Bahagia: Warga Babakan Tangsel Belanja Kebutuhan Pokok Bayar Pakai Doa

Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji agar Jalan Raya Pakuhaji segera dibangun | Dok. Istimewa

Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji Desak Pemkab Tangerang Segera Bangun Jalan Pakuhaji

Foto: Kuasa hukum tergugat, Thania Rachmanie Imanissa Putri | Dok. Istimewa

Sidang Gugatan Oknum DPRD Pandeglang Fraksi PKS Ditunda, Kenapa?

Salah satu inovasinya yakni layanan Catat Meter Mandiri (CMM) yang kini dapat dilakukan secara mudah melalui WhatsApp Official PGN dan aplikasi PGN Mobile/ Foto : Ist

PGN Area Cilegon Dorong Warga Catat Meter Mandiri Lewat WhatsApp dan Aplikasi PGN Mobile

Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) Banten minta PAW RR, Anggota DPRD Pandeglang disegerakan | Foto: Istimewa

Tindak Lanjut PAW RR Anggota DPRD Pandeglang Lamban, JPMI Minta BK DPRD Bertindak Tegas

Berita Terkait

Tangkapan Layar Kondisi Pasca Ledakan di Kantor Farmasi Nucleus Pondok Aren / Foto : Juno
Kota Tangsel

Ledakan Misterius Hancurkan Kantor Farmasi di Pondok Aren, Polisi Sterilkan Lokasi

Billboard Berukuran raksasa timpa rumah di Ciputat pada Selasa siang/Foto : Wivy Hikmatullah
Kota Tangsel

Selain Tiang Sudah Lapuk, Diduga Reklame Raksasa di Ciputat Tak Berizin, Pengamat Sebut Ada Kelalaian Berlapis

Monyet Ekor Panjang sedang menyantap makanan / Foto : itb.ac.id
Kota Tangsel

Ahli Sebut Kawanan Monyet Masuk Permukiman Tanda Krisis Habitat di Tangerang Selatan

Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Victor Inkiriwang memastikan Sekolah Internasional di Pondok Aren dan Pagedangan aman dari ancaman bom | Dok. Istimewa
Kota Tangsel

Dua Sekolah Internasional di Tangerang Terima Ancaman Bom

Billboard Berukuran raksasa timpa rumah di Ciputat pada Selasa siang/Foto : Wivy Hikmatullah
Kota Tangsel

Reklame Raksasa Roboh di Ciputat, Ibu dan Anak Jadi Korban: Warga Pertanyakan Pengawasan Pemkot Tangsel

Plafon Islamic Center di Serpong ambruk usai diterjang hujan dan angin kencang, Selasa 7 Oktober 2025 | Foto: Tangkapan layar/Tangerangupdate.com
Kota Tangsel

Plafon Islamic Center BSD Ambruk Diterjang Hujan Angin

Sebuah Mobil Tertimpa Pohon di Jalan Ciater Raya pada Selasa Siang / Foto : Ist
Kota Tangsel

Hujan Angin Selasa Siang di Tangsel Tumbangkan Pohon dan Menimpa Beberapa Mobil

Foto: Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie | Dok. Istimewa
Kota Tangsel

Wali Kota Tangsel Minta Penutupan Jalan Raya Serpong-Parung Dibatalkan

Jangan Lewatkan

IKA SAKTI Tangerang bakal menggelar aksi di depan Kejari Kabupaten Tangerang, Gedung Bupati dan DPRD Kabupaten Tangerang | Dok. Tangerangupdate.com

IKA SAKTI Bakal Gelar Demonstrasi Desak Bentuk Pansus Usut Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Minggu, 12 Oktober 2025
Billboard Berukuran raksasa timpa rumah di Ciputat pada Selasa siang/Foto : Wivy Hikmatullah

Reklame Raksasa Roboh di Ciputat, Ibu dan Anak Jadi Korban: Warga Pertanyakan Pengawasan Pemkot Tangsel

Selasa, 7 Oktober 2025
Sebuah Mobil Tertimpa Pohon di Jalan Ciater Raya pada Selasa Siang / Foto : Ist

Hujan Angin Selasa Siang di Tangsel Tumbangkan Pohon dan Menimpa Beberapa Mobil

Selasa, 7 Oktober 2025
Monyet Ekor Panjang sedang menyantap makanan / Foto : itb.ac.id

Ahli Sebut Kawanan Monyet Masuk Permukiman Tanda Krisis Habitat di Tangerang Selatan

Selasa, 7 Oktober 2025
Billboard Berukuran raksasa timpa rumah di Ciputat pada Selasa siang/Foto : Wivy Hikmatullah

Selain Tiang Sudah Lapuk, Diduga Reklame Raksasa di Ciputat Tak Berizin, Pengamat Sebut Ada Kelalaian Berlapis

Rabu, 8 Oktober 2025
Foto: Kuasa hukum tergugat, Thania Rachmanie Imanissa Putri | Dok. Istimewa

Sidang Gugatan Oknum DPRD Pandeglang Fraksi PKS Ditunda, Kenapa?

Jumat, 10 Oktober 2025
Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Victor Inkiriwang memastikan Sekolah Internasional di Pondok Aren dan Pagedangan aman dari ancaman bom | Dok. Istimewa

Dua Sekolah Internasional di Tangerang Terima Ancaman Bom

Selasa, 7 Oktober 2025
Kejaksaan Agung sedang memproses laporan IKA SAKTI soal dugaan korupsi lahan RSUD Tigaraksa | Foto: Gedung RSUD Tigaraksa/Tangerangupdate.com

Kejagung Proses Laporan IKA SAKTI soal dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Selasa, 7 Oktober 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Tangerang Update
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
© Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Facebook X-twitter Youtube Whatsapp