Tangerangupdate.com (22/09/2021) | Kota Serang — Hendak melakukan aksi menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kota Serang, pada selasa (21/09) dua orang anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Majelis Penyelamat Organisasi (MPO) Cabang Serang “diinapkan” di Mapolresta Serang.
Belum sampai melakukan aksi penyambutan justru pada Senin (20/9) malam, saat melakukan teknis lapangan untuk aksi Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie Dzhillilhub menghilang. Seluruh anggotanya tidak dapat berkomunikasi sampai Selasa dini hari.
Menurut Diebaj selaku Ketua Umum HMI MPO Cabang Serang sebelum dirinya melakukan persiapan pambahasan mengenai aksi yang akan di gelar esok harinya, terlebih dahulu ditelpon oleh intel Polres Serang Kota diajak bertemu, ia dan satu rekannya tidak berfikir macam-macam karena dianggap pertemuan biasa.
“Sekitar jam 9 malam sebelum teklap aksi, saya ditelpon oleh intel Polres Serang Kota untuk ajak ketemuan. Karena emang udah biasa, jadi saya sama Ketua Komisariat Persiapan Unbaja, Walinegara, ngeladenin ajakan ketemu di Sop Duren yang ada di Ciceri” ucapnya kepada Tangerangupdate.com Rabu (22/09) melalui pesan WhatsApp.
Dirinya menceritkan bahwa dalam pembahasan persiapan baru sebatas apa yang mau dilakukan dimana dan jam berapa, diakuinya hanya akan membentangkan poster bertuliskan ayat Alquran berisi tentang pemimpin yang adil serta mendoakan agar presiden Jokowi jadi pemimpin yang adil.
“Untuk persiapannya baru sampai apa yang mau dilakukan, titik mana dan jam berapa belum sempat ditentukan.Tuntutan enggak ada, kita hanya akan membentangkan poster bertuliskan ayat Quran, khususnya An-Nahl ayat 90 dan Asyuraa ayat 42 serta hadits riwayat Tirmidzi tentang pemimpin yang adil”
“Intinya kita mau mendoakan pak Jokowi agar jadi pemimpin yang adil, karena dalam Asy-syura ayat 42, pemimpin yang tidak adil akan terkena azab yang pedih” imbuhnya
Diebaj mengaku ditemui juga oleh Kasat Intel Polres Serang Kota, Kasat Intel Polres Serang dan Polda Banten. Mereka meminta agar tidak menggelar aksi. Namun terkait beberapa alasan tidak membahas jadi atau tidaknya aksi.
“Setengah perjalanan pulang, saya ditelpon kembali sama intel polres serang kota untuk minta ketemuan lagi, katanya Kanit dia mau ngobrol. Awalnya minta ketemuan di sekretariat, tapi saya tolak karena sekretariat mah milik bersama. Saya minta ketemuan di Stadion Maulana Yusuf” ujarnya.
Setelah itu bertemu stadion Maulana Yusuf, awalnya hanya bicara mengenai aksi, namun tidak terlalu mendalam seperti sebelumnya. Sekitar jam setengah 1 dini hari, datang 5 sampai 6 mobil berisikan sekitar 10 orang yang ternyata Kasatreskrim dan anggotanya. Mereka minta mengobrol di sekretariat, namun ditolak.
“Lalu mereka memberikan opsi, mau ngobrol di sekretariat atau di kantor Reskrim, saya keukeh ngobrolnya di stadion aja. Lalu memang ada sedikit pemaksaan bahwa kami mau dibawa ke Reskrim Polres Serang Kota, tapi saya tolak dengan alasan tidak ada surat perintah penahanan” tuturnya.
Sekitar pukul 01:00 Wib, ia di bawakan surat perintah, lalu di bawa ke Polres Serang Kota, setelah sampai kedua Kader HMI ini di minta keterangan secara terpisah, namun kedua hanphone mahasiswa ini disita sehingga membuat komunikasi dengan rekan sempat terputus. Baru jam 08:00 bertemua dengan rekannya, sekitar pukul 14:00 ia dan dua rekannya dibebaskan setelah kunjungan Presiden Jokowi usai.
“Selesai sekitar jam 6 pagi. Namun handphone kami disita sehingga tidak bisa melakukan komunikasi dengan yang lain, makanya teman-teman panik mencari kami. Ketemu sekitar pukul 8 pagi. Kami dibebaskan pada pukul 2 siang setelah pak Jokowi pulang dari Banten” pungkas.