Tangerangupdate.com– Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Suhendar, menyoroti kejanggalan penyertaan modal Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan di Bank BJB.
Menurutnya, terdapat ketidaksesuaian antara jumlah saham dan nilai investasi yang telah dikucurkan oleh Pemkot Tangsel.
“Pemerintah Kota Tangsel melakukan penyertaan modal senilai hampir Rp10 miliar atau sekitar Rp9,9 miliar,” kata Suhendar saat ditemui di Setu, Minggu (21/6/2025).
“Lembar saham yang diterima sebanyak 7.380.073 lembar. Jika dikonversi, satu lembar senilai Rp1.355 dengan tipe saham seri A,” ujarnya.
Namun, Suhendar menyebut terdapat perbedaan mencolok dalam data resmi dari Kementerian Hukum dan HAM.
“Data Kemenkumham memang menyebutkan jumlah saham yang sama, tapi nilai totalnya hanya Rp1,8 miliar,” jelasnya.
“Artinya ada selisih hampir Rp8 miliar. Ini menjadi tanda tanya besar,” lanjutnya.
Ia juga menyoroti perbedaan harga per lembar saham antara data BJB dan Kemenkumham.
“Data BJB menyebut Rp1.355 per lembar. Tapi data Kemenkumham hanya Rp250 per lembar,” tegasnya.
“Jadi, sebenarnya berapa nilai kepemilikan saham Pemkot Tangsel di Bank BJB? Ini situasi yang tidak sehat dan tidak transparan,” pungkas Suhendar.
Sebagai informasi, berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penyertaan Modal Daerah, Pemkot Tangsel mengalokasikan anggaran sebesar Rp50 miliar untuk Bank BJB.
Dana tersebut bersumber dari APBD dan dicairkan bertahap, tergantung kemampuan keuangan daerah.
Pada tahun anggaran 2022, penyertaan yang sudah dicairkan mencapai Rp10 miliar.
Namun, berdasarkan data yang diperoleh, Pemkot Tangsel hanya memiliki saham Seri B sebanyak 7.380.073 lembar.
Jika dikonversi, nilainya hanya sekitar Rp1,85 miliar.
Saat dikonfirmasi, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menjawab singkat.
“Kita sebelumnya menyiapkan modal ke BJB sebesar Rp10 miliar,” kata Benyamin, Jumat (20/6/2025).
“Niat kita ingin menambah, kalau bisa ya maksimal. Tapi ternyata dibatasi,” lanjutnya.
Ia menyebut keterbatasan itu muncul karena saham yang tersedia dibagi ke daerah lain.
“Karena saham BJB juga didistribusikan ke kabupaten/kota lain, termasuk Provinsi Banten dan Jawa Barat,” ujarnya.