Tangerangupdate.com (13/10/2021) | Kabupaten Tangerang — Tangerang Lovers mungkin banyak yang tidak mengetahui terkait adanya aksen berbentuk topi yang berada di logo Kabupten Tangerang, menginjak usia yang kedua 389 tahun yang jatuh pada hari ini 13 Oktober 2021, siapa sangka dahulu daerah ini terkenal sampai Eropa karena Topi bambu atau topi Boni yang saat ini melekat di logo Kabupten dengan luas 959,6 Km² ini.
Bukan hanya sekedar topi, namun menjadi simbol perlawanan rakyat Tangerang pada masa itu melawan kolonial, para petani dan rakyat Tangerang mengunakan topi Boni untuk berkegiatan sehari-hari.
Mengutip dari Sindonews.com dalam situs Koninklijk Instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) atau Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda, tersimpan berbagai koleksi foto tentang topi bambu Tangerang tempo dulu. Bukan hanya topi bambu, ada juga topi yang terbuat dari daun pandan dengan berbagai bentuk.
Pada zaman itu, pusat-pusat produksi topi bambu berada di daerah Cikupa, Tigaraksa, Balaraja, dan Tenjo. Menurut catatan Oey Hok Tjay, jurnalis Tionghoa peranakan yang asli Tangerang, topi bambu atau pandan dikerjakan para wanita. Kemudian topi tersebut dibeli para tengkulak yang berkeliling desa.
Selanjutnya topi tersebut dikirim ke pabrik-pabrik di Tangerang untuk mendapat sentuhan akhir lalu dikemas sebelum dikirim ke luar negeri. Ekspor ke luar negeri dilakukan oleh pedagang Eropa ke Amerika dan Eropa (terutama Prancis) melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Bukan hanya di Tangerang dan Eropa saja, begitu mahsyurnya Topi buatan Tangerang sampai pada 1905 pegawai pemerintah kolonial Belanda (Binnenlands bestuur) Johan Ernst Jasper ikut mempromosikan dalam acara pasar malam yang digelar beberapa kota besar, seperti Batavia, semarang, dan Surabaya. (Susan Legene dan Janneke van Dijk, 2011: 123-24).