Tangerangupdate.com | Di antara hiruk-pikuk Jalan Pasar Reni Lama, Pondok Petir, Depok, aroma kopi yang khas menggoda siapa saja yang lewat.
Di sanalah berdiri sebuah sudut kecil penuh cerita bernama Sari Coffee Roastery, tempat Imam Sarifudin menyeduh mimpi dari biji-biji kopi pilihan Nusantara.
Selama empat tahun terakhir, Imam konsisten membangun usaha kopi dari nol mulai dari menjual biji kopi mentah hingga menyediakan layanan roasting langsung di tempat.
Tak sekadar berdagang, ia juga menjadi penghubung antara para petani kopi dari Sabang sampai Merauke dengan para penikmat kopi urban.
Berbeda dari banyak pelaku usaha lain, Imam tidak menggunakan tengkulak atau pihak ketiga dalam memperoleh kopi.
Ia datang langsung ke kebun-kebun kopi di berbagai daerah, bertemu petani, mencicipi hasil panen, dan berdialog tentang proses budidaya.
Baginya, membangun hubungan emosional dengan para petani sama pentingnya dengan menciptakan rasa kopi yang nikmat.
“Setiap biji kopi itu punya perjalanan. Saya cuma bantu membawanya ke cangkir orang-orang yang tahu rasanya perjuangan,” ujar Imam.
Imam percaya bahwa menghargai kerja keras petani adalah bentuk penghormatan tertinggi terhadap secangkir kopi. Kurang lebih dalam sebulan dirinya bisa menghabiskan 300 hingga 400 kilogram kopi berbagai jenis.
Ia ingin turut serta mengangkat derajat petani kopi, yang selama ini sering terpinggirkan, dengan memastikan mereka mendapatkan harga yang adil dan pengakuan atas jerih payah mereka.
Roasting, Bukan Sekadar Proses Teknis
Berbeda dari kedai kopi biasa, Sari Coffee Roastery menawarkan pengalaman menyeluruh pelanggan bisa memilih biji hijau, menentukan tingkat sangrai (roast), hingga menyaksikan langsung prosesnya.
Mulai dari robusta Garut, Dampit, Flores, hingga arabika Wine Gayo, Kerinci Barokah, dan Yellow Bourbon semua tersedia lengkap.

Imam menaruh perhatian besar pada kualitas. Ia belajar mandiri soal roasting, eksperimen rasa, dan teknik manual brew.
Kini, tempatnya menjadi destinasi para home brewer, barista pemula, hingga pelaku bisnis kopi yang ingin membeli dalam jumlah besar atau belajar lebih jauh tentang kopi.
Kopi Sebagai Ruang Healing
Sari Coffee Roastery bukan hanya tempat jual beli. Ia menjadi ruang singgah, tempat berbagi cerita, dan bagi sebagian orang, tempat healing. Dengan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 16.00 setiap hari (kecuali Jumat 11.00–13.00), kedainya tak pernah sepi.
“Banyak orang datang bukan cuma buat beli kopi, tapi buat ngobrol, tanya-tanya, bahkan belajar nge-roast,”
kata Imam. “Kopi itu bukan cuma minuman. Ini soal rasa, relasi, dan ruang.”
Cita-Cita dan Konsistensi
Imam tidak punya niat muluk. Ia hanya ingin usahanya menjadi penghubung rasa dan cerita—antara para petani kopi yang bekerja dalam sunyi, dan para penikmat kopi yang seringkali lupa dari mana semua ini bermula.
“Selama orang masih butuh duduk dan ngobrol sambil ngopi, saya akan terus di sini,” tutupnya sambil tersenyum.