Tangerangupdate.com (16/03/2022) | Kabupaten Tangerang — Setelah ditangkapnya seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di wilayah Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang pada Selasa pagi (15/03/2022).
Kabagops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar membenarkan perihal penangkapan oknum PNS tersebut, namun ia enggan menjelaskan lebih jauh. Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut oleh Humas Polri.
“Betul (penangkapan tersebut). Nanti semua dijelaskan oleh Humas Polri ya,” singkatnya kepada wartawan, Selasa (15/03/2022).
PNS yang bekerja di Dinas Pertanian Kabupaten Tangerang, diduga tergabung dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian (YPP) Khariroh Maknunah ketika dimintai tanggapannya oleh kantor berita Tangerangupdate.com menjelaskan mengenai bagaimana perekrutan teroris hingga menyasar PNS.
Bahwa menurutnya, siapa saja dapat direkrut menjadi jaringan terorisme, karena hal itu dapat dimulai dengan ideologi yang ditawarkan, seperti dari konsep keislaman yang dirasa pas untuk diyakini dengan oleh calon yang akan direkrut, semakin mendalami bahwa konsep ideologi tersebut dirasa benar.
“Sebenarnya siapa saja bisa terekrut jaringan terorisme. Tertarikannya kan bisa saja dimulai dari ideologi yg ditawarkan, bisa jadi dari konsep keislaman yg dirasa pas untuk diyakini dengan yang bersangkutan, nah ketika semakin mendalami semakin dirasa benar kemudian diyakini” ucapnya, Rabu (16/03)
Dalam catatannya, selama kurun waktu 2010 sampai 2019 bukan hanya PNS saja yang ikut jadi jaringan teroris, ada polisi Selian itu juga ada Polisi Wanita (Polwan) yang telat berbaiat dengan ISIS, bahkan menurutnya ada anggota sipir di salah satu Rutan (Rumah Tahanan) di Kalimantan yg terpapar radikal terorisme.
“Karena tidak hanya PNS di kalangan pemerintahan, tahun 2010 ada anggota polisi yang ditangkap. Tahun 2019 ada polwan juga yang ditangkap karena telah berbaiat ke ISIS. Bahkan ada anggota sipir di salah satu Rutan di Kalimantan yang terpapar radikal terorisme dari tahanan kasus terorisme dan ditangkap tahun 2018” jelas nuna sapaan akrabnya.
Ditambahkannya, strategi rekrutmen anggota terorisme, dapat menyasar siapa saja yang berpotensi, menurut alumni UIN Jakarta ini potensi ini tidak dilihat hanya karena pekerjaannya saja, namun potensj yang dapat memperkuat jaringan kelompok itu sendiri.
“Sebenarnya dalam strategi rekrutmen siapa saja yg potensi harus direkrut. Potensi ini tidak hanya karena pekerjaannya ya. tapi potensi dapat memperkuat jaringan atau kelompok” tegasnya.