• Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Kamis, 26 Juni 2025
  • Login
Tangerang Update
No Result
View All Result
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Tangerang Update
No Result
View All Result
  • Tangerang Raya
  • Ragam
  • Metropolitan
  • Nasional
  • Opini
  • Banten
  • Hukum
  • Politik
Home Opini

Orang-Orang Kiri di Tribun Sepakbola

by Redaksi TU
01/06/2020
in Opini
Reading Time: 2 mins read
0 0
A A
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram
Ilustrasi Sepakbola

Sepak bola merupakan olahraga terpopuler seantero dunia. Tak kenal usia tua maupun muda sangat menyukai olahraga nomor wahid ini. Di daerah perkotaan, pedesaan bahkan di pelosok-pelosok sekalipun akan dengan mudah kita jumpai masyarakat-masyarakat yang memainkan bola, terlebih khusus anak muda. Berbicara sepak bola, ada baiknya di awali dengan mengulas sejarah lahirnya sepakbola itu sendiri. Awal mula sepak bola adalah berasal dari luar Indonesia, yakni China.

Lahirnya sepak bola di China tepatnya pada masa Dinasti Han yang berlangsung pada abad ke-2 atau abad ke-3 sebelum diterapkannya penanggalan Masehi. Sepak bola pada saat itu menggunakan bola kulit dan gawang yang berjaring kecil, sehingga cukup sulit untuk memasukannya. 

Masuknya olahraga sepak bola di Indonesia tak dapat dilepaskan dari kunjungan bangsa lain yang melakukan perdagangan atau penjajahan. Pertama kali sepak bola di Indonesia di perkenalkan oleh China yang ingin menunjukan superioritasnya agar tidak kalah dengan negara-negara eropa. Sejarah sepak bola di Indonesia juga bukan sebatas olahraga sahaja. Tak bisa dipungkiri bahwa sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia tak hanya dilakukan lewat perlawanan senjata ataupun jalur diplomasi di meja perundingan. Pada nyatanya sepak bola juga memiliki peran dalam menggelorakan semangat kaum muda dan tokoh-tokoh pergerakan Tanah Air untuk menumbuhkan identitas dan spirit kebangsaan untuk terlepas dari Kolonialisme Belanda. 

Saat itu pemerintah Kolonial Belanda menunjukan superioritas kultural atas olahraga sepak bola dengan menaruh papan pengumuman yang bertuliskan dalam bahasa Belanda “Verbooden voor Inlanders en Hounden” dalam bahasa Indonesia artinya “Dilarang masuk untuk Pribumi dan Anjing” di beberapa lapangan sepak bola yang berada di Jakarta atau saat itu bernama Batavia. Dahulu tokoh-tokoh seperti Mohammad Hatta, M.H Thamrin, Sjahrir, dan Tan Malaka memandang sepak bola sebagai alat perjuangan dan penumbuh rasa kebangsaan untuk golongan anak bangsa. Kini, olahraga yang “katanya” pemersatu bangsa sudah menyimpang dari jalur pemersatu itu sendiri.

Berita Terkait

Menyoal 100 Hari Kerja Periode Kedua Benyamin Davnie – Pilar Saga IchsanMembangun Kota Tangerang Selatan.

Menyoal 100 Hari Kerja Periode Kedua Benyamin Davnie – Pilar Saga IchsanMembangun Kota Tangerang Selatan.

05/06/2025
Affiliate Marketing: Pilihan Tepat bagi Gen Z untuk Meraih Pendapatan dari Rumah

Affiliate Marketing: Pilihan Tepat bagi Gen Z untuk Meraih Pendapatan dari Rumah

04/06/2025

Perselisihan antar supporter yang terindikasi sikap fanatisme yang berlebih sehingga menghilangkan segala bentuk nilai daripada kemanusiaan. Menjadi supporter tidaklah perlu melakukan tindakan bodoh semacam rasis dan diskriminatif, tapi jadilah supporter yang lebih baik daripada itu. Karena musuh kita hanya satu, orang-orang yang menjadikan sepak bola sebagai komoditas. Supporter sepak bola yang juga memahami ideologi “kiri” menggunakan sepak bola sebagai media untuk melawan penguasa, melawan rasisme, menyuarakan isu-isu sosial, serta bersolidaritas dan tentunya untuk melawan fasisme guna mengembalikan sepak bola menjadi alat pemersatu bangsa tanpa memandang status sosial, ras, suku, maupun agama.

Fajar Rahman (Penggiat Litaerasi)

Tags: Opinisepakbola
ShareTweetSendShare

Dapatkan informasi terbaru dari kami

Unsubscribe
Previous Post

Pejabat Bebas Aturan

Next Post

Mall Buka, Begini Skema PSBB Transisi

Next Post

Mall Buka, Begini Skema PSBB Transisi

Refleksi Nilai-Nilai Pancasila ditengah Pandemi Covid-19

Hari Lingkungan Hidup Akivis Gelar Aksi di TPA Cipeucang

Leave Comment

Trending

  • Ilustrasi Pelajar Smp

    PPDB SMP Negeri Tangerang Selatan 2025: Pendaftaran Full Online, Ini Syarat dan Jadwal Lengkapnya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harta Kekayaan Kepala Bapelitbangda Tangsel Melonjak Hampir Rp5 Miliar dalam Tiga Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Penerimaan Siswa Baru SD Negeri di Tangsel 2025, Ini Syarat, Kuota dan Sekolah yang Daftar Online

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Daftar Lengkap Samsat Pembantu dan Layanan Keliling di Tangerang Selatan, Cek Alamat dan Jam Bukanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Soroti Kejanggalan Saham Pemkot Tangsel di Bank BJB

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Tangerang Update

© 2020 PT. Indo Sakti Media

Navigasi

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi

Ikuti Kami

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • Login
No Result
View All Result
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini

© 2020 PT. Indo Sakti Media