
Tangerangupdate (08/01/2021) | Jakarta — Penemuan drone bawah laut atau seaglider di perairan dekat Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dicurigai merupakan alat milik militer asing yang digunakan untuk keperluan aktivitas mata-mata.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan kementeriannya telah memeriksa kapal nirawak itu bersama TNI Angkatan Laut (AL) beberapa waktu lalu.
Prabowo memastikan, drone laut temuan nelayan tersebut merupakan seaglider. Menurut dia, TNI AL melalui Pusat Hidrografi dan Oseanografi akan menyelidiki lebih lanjut drone tersebut.
“TNI AL sudah menyatakan drone yang ditemukan tersebut adalah Seaglider yang biasa digunakan untuk survei data oseanografi,” kata Prabowo melalui keterangan tertulisnya, Senin (4/1/2021).
Hal itu dibenarkan oleh keterangan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Yudo Margono yang mengungkapkan kecanggihan drone bernama seaglider itu salah satu kecanggihannya dapat membantu kinerja nelayan dan industri.
“Alat ini banyak digunakan untuk wkwk survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan. Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data,” kata Yudo saat konferensi pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi (Pushidrosal) TNI AL, Ancol, Jakarta Utara, Senin (04/01/2020).
Yudo menambahkan, drone bawah laut ini bisa dimanfaatkan oleh sektor industri. Industri perikanan misalnya, seaglider digunakan untuk mencari ikan. Kemudian di industri pertambangan biasa menggunakan alat ini untuk keperluan pengeboran.
“Alat ini bisa digunakan untuk industri dan digunakan untuk pertahanan. Tergantung siapa yang memakai,” paparnya.
Sayangnya tidak ada logo ataupun ciri-ciri perusahaan pembuat seaglider itu. Yudo menegaskan, pihaknya tidak mengubah ataupun mengutak-atik sama sekali.
“Saya tidak bisa menentukan siapa pemiliknya. karena datanya maupun tulisan (nama perusahaan atau negara pembuat) di luarnya ini tidak ada,” ucap Yudo.
“Kemudian tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kecanggihan seaglider ini lebih familiar untuk mengarahkan kapal penangkap ikan. Sebab, kata Yudo, seaglider bisa dengan cepat mendeteksi organisme bawah laut seperti ikan dan plankton.
“Data yang dikumpulkan dari Underwater Seaglider yaitu, oksigen untuk mengetahui kadar oksigen di bawah laut, kemudian batimetri ini untuk keperluan industri,” ungkapnya
Alat berukuran 2,25 meter ini secara teknis bisa diluncurkan dari sebuah kapal. Lalu bergerak di bawah permukaan laut untuk mencari data-data bawah laut. Yudo mengungkapkan, seaglider ini bisa beroperasi selama 2 tahun di lautan.
“Kemudian kemampuan accoustic recording ni untuk merekam keberadaan ikan dan hewan bawah laut ini seperti lumba-lumba. Seahlider juga bisa juga untuk kegiatan industri perikanan, di mana kalau banyak plankton, maka tandanya banyak ikan, sehingga bisa mengarahkan kapal-kapalnya,” jelas Yudo./ian