Tangerang Update
Masuk
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Kab Tangerang
  • kabupaten tangerang
  • Kota Tangsel
  • tangerang selatan
  • tangsel
  • Nasional
Rabu, 30 Juli 2025
Tangerang UpdateTangerang Update
Search
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Punya Akun? Masuk
Follow US
© 2025 Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Opini

Melihat kembali HMI : Dari Keberhasilan, Sisi Gelap, dan Indikator Kemunduran

Redaksi TU
Redaksi TU
Jumat, 5 Februari 2021 | 03:26 WIB
SHARE
Oleh : Doni Nuryana | Kader HMI Cabang Ciputat

Penulis pikir melihat HMI hanya dari keberhasilan-keberhasilannya saja sungguh sangat tidak fair, dan naif. Penulis juga merupakan kader HMI, kendati dimikian, itu tidak membuat penulis berada pada keberpihakannya terhadap HMI. Pada tulisan kali ini penulis mencoba melihat kembali HMI dengan kondisi objektif.

Fase fase perjuangan HMI yang sering di katakan senior-senior, alumni, atau master of training ketika di forum forum perkaderan, bahkan ke obrolan obrolan non formal di lingkup kampus sampai ruang sekretariat, mengenai keberhasilan keberhasilan HMI dalam fase perjuangan nya memang membawa penulis kepada romantisme perjuangan HMI dari jaman ke jaman. Di sisi lain juga tidak dapat menafikan bahwa penulis sedikit terjebak pada romantisme perjuangan HMI dan memunculkan pertanyaan “Bagaimana HMI hari ini?”.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Berbanding terbalik dengan keberhasilan nya di fase fase perjuangan, HMI sendiri masih mencokolkan budaya feodalistik sampai hari ini. Seperti ; ijin kanda dan tertib dinda. Lebih eksplisit nya ketika di tubuh himpunan mempersoalkan siapa yang lebih dulu melakukan LK-1 dan training- training formal lainnya di HMI, ia yang wajib memberikan intruksi dan memastikan ketertiban adik adik. Sebaliknya, ia yang baru lulus LK-1 harus tertib dan mengantri. Belum lagi ketika ada senior yang tiba tiba datang menjelang RAK Komisariat atau event-event kontestasi lain yang ada di hmi, kemudian sesudahnya kembali menghilang. Hal-hal demikian yang secara tidak langsung memangkas potensi juga kemauan kader yang ingin berproses dan menjadi sisi gelap HMI sebagai organisasi perkaderan.

BACA JUGA:  Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Untuk melihat kondisi HMI dewasa ini, seperti ditulis Agussalim Sitompul, dalam bukunya “44 Indikator Kemunduran HMI”, telah mengungkapkan secara gamblang kemunduran yang dialami HMI. Salah satu indikator kemunduran yang di kemukakannya dan masih relate dengan kondisi hari ini ialah ”Menurunnya peran HMI dalam gerakan-gerakan mahasiswa di tingkat regional maupun nasional dalam merespon berbagai tantangan”, keadaan dimana kita melihat HMI lamban merespon issue dan tantangan, atau tidak lagi melihat HMI sebagai fasilitator konsolidasi gerakan mahasiswa, alih alih menjadi fasilitator konsolidasi justru malah sebaliknya. Tidak lagi dapat mengintegrasikan diri dengan massa rakyat, apalagi membangun keberpihakannya terhadap yang tertindas, membawa HMI jauh dari akar rumput.

Memudarnya “tradisi intelektual HMI”. Hemat penulis, indikator memudarnya tradisi intelektual HMI terletak pada konflik internal di tubuh organisasi, adanya dualisme antar kelompok dengan kepentingan yang berkelit kelindan, seakan akan himpunan hanya sebatas menjadi arena pertarungan antar kelompok saja dan mengesampingkan substansi serta arah perjuangan HMI. Lebih parahnya, kerap kali dalam tradisi intelektual HMI kader kadernya selalu di hadapkan dengan orientasi politik, yang penulis nilai sebagai bentuk telanjang dari pragmatisme. Hal hal demikian berimplikasi negatif juga berdampak panjang, baik pada tingkatan pengurus besar, cabang, bahkan sampai komisariat. Menjadi problem besar di tengah-tengah kemajemukan narasi HMI yang konon katanya kritis, dan hmi tertinggal dari misinya menciptakan “Muslim Intelegensia”.

BACA JUGA:  Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Nurkholis Madjid, memberikan peringatan keras terhadap HMI ketika menjelang kongres ke- 23 HMI di Balikpapan tahun 2002. Dalam peringatan itu mengatakan bahwa apabila HMI tidak bisa melakukan perubahan, lebih baik membubarkan diri. Peringatan itu sebagai shock therapy, dengan harapan, HMI dapat dan mampu melakukan perubahan terhadap dirinya yang banyak kalangan dipandang bahwa dalam tubuh HMI ditemukan berbagai kekurangan yang sifatnya negatif (Baca: Refleksi 63 Tahun Perjuangan Hmi :Mendiagnosa Lima Zaman Perjalanan Hmi “Suatu Tinjauan Historis Dan Kritis Terhadap Fase-Fase Perjuangan Hmi” Dalam Menjawab Tantangan Masa Depan, Agussalim Sitompul).

HMI hari ini tepatnya, sudah berumur 74 tahun sejak didirikannya, usia yang cukup tua. Setengah abad lebih HMI malang melintang di indonesia, yang seharusnya di imbangi dengan kontribusi dan karya kader kadernya dalam menghadapi jaman. Penulis teringat sebuah pernyataan dari Jurgen Moltmann: “Berteologi adalah sebuah upaya berdialog dengan siapapun. Ia bukan sebuah upaya mengurung diri kepada pembebasan dari penindasan”. Semangat itu bukan hanya semangat berteologi, tapi juga menjadi semangat beragama, demikian hal nya dengan semangat ber-HMI. Pada akhirnya, ber-HMI bukan hanya sekedar “semangat mengikat diri” pada institusi stagnan, pada “nyamannya rumah”, atau pada “nyamannya dogmatika”.

BACA JUGA:  Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Tapi menjadi kesadaran juga semangat kolektif untuk membebaskan yang tertindas. Membangkitkan HMI dari persimpangan sejarah, menjadikan HMI yang mengintegrasikan dirinya dengan massa rakyat, HMI yang membangun keberpihakan terhadap kaum mustadh’afin, dan HMI yang merespon jaman. Tulisan ini sengaja di buat sebagai bentuk dedikasi terhadap organisasi yang sudah berusia senja ini, sebuah kritik untuk HMI dari penulis yang juga merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam.

TAGGED:74hmihmimahasiswa
Bagikan:
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link
Tidak ada komentar Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

Wabup Banten Dimyati Natakusumah (Dok.Tu/Juno)

Wagub Banten Sebut Sekolah Rakyat di Tangsel Masih Sementara, Terkendala Lahan

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Membangun SDM Indonesia: Jalan Panjang Menuju Abad Ketiga Milenium

Persidangan Charlie Candra di PN Tangerang/ Foto : Rhomi Ramdani

Saksi Ahli Beberkan Implikasi Hukum Akta Jual Beli Bermasalah dalam Sidang Charlie Chandra

Waktu Ngopi Terbaik dan Rekomendasi Biji Kopi Pilihan untuk Menemani Harimu

Penutupan MPLS SDN Pondok Jagung 2 | Dok. Istimewa

Tutup MPLS, SDN Pondok Jagung 2 Tanam Pohon Simbol Jaga Bumi

Konferensi Pers Kasus Intimidasi Ibu dan Bayi di Stasiun Tigaraksa | Dok. Istimewa

4 Opang Ditetapkan Tersangka Kasus Intimidasi Ibu dan Bayi di Stasiun Tigaraksa

Berita Terkait

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Kota Tangsel

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Foto: Lukman Hakim (Direktur Eksekutif Yayasan Harsha Citra Indonesia) | Dok. Pribadi
Opini

Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Presiden Prabowo Subianto | Foto : Kantor Staff Presiden RI
Opini

Mengkritik Pidato Presiden di Hari Lahir Pancasila, (Dari Adu Domba ke Adu Diksi)

Opini

Menyoal 100 Hari Kerja Periode Kedua Benyamin Davnie – Pilar Saga IchsanMembangun Kota Tangerang Selatan.

Opini

Affiliate Marketing: Pilihan Tepat bagi Gen Z untuk Meraih Pendapatan dari Rumah

Foto: Popi Paswa Murani, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta | Dok. Pribadi
Opini

Membangun Solidaritas Kita

Ahmad Priatna, Mahasiswa Universitas Pamulang (Foto: Dok. Pribadi)
Opini

Melampaui Kebaya dan Seremonial, Menghidupkan Gagasan dalam ‘Panggil Aku Kartini Saja’

Jupri Nugroho | Dok. Pribadi
Opini

Saat Diklatsar Tak Lagi Jadi Jalan Menuju Pecinta Alam

Jangan Lewatkan

Truk Sampah Bertuliskan Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Terparkir di Bahu Jalan Serpong Raya | Dok. TU

Gelontorkan Rp40 Miliar untuk Buang Sampah ke Pandeglang, Pemkot Tangsel Dapat Sorotan

Jumat, 25 Juli 2025
Konferensi Pers Kasus Intimidasi Ibu dan Bayi di Stasiun Tigaraksa | Dok. Istimewa

4 Opang Ditetapkan Tersangka Kasus Intimidasi Ibu dan Bayi di Stasiun Tigaraksa

Selasa, 29 Juli 2025

Balita 4 Tahun Tewas Diduga Dianiaya Ayah Kandung di Jombang, Polisi Selidiki

Sabtu, 26 Juli 2025
Tangkapan layar mayat di tong di Cisadane / Dok. TU

Mayat Wanita Ditemukan dalam Drum Mengambang di Sungai Cisadane, Polisi Selidiki

Minggu, 27 Juli 2025
Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Minggu, 27 Juli 2025
Ilustrasi MBG

SDN 03 Rawa Buntu Keluhkan Kualitas Menu MBG, Dindikbud Tangsel Sebut Sudah Ditindaklanjuti

Kamis, 24 Juli 2025
Persidangan Charlie Candra di PN Tangerang/ Foto : Rhomi Ramdani

Saksi Ahli Beberkan Implikasi Hukum Akta Jual Beli Bermasalah dalam Sidang Charlie Chandra

Selasa, 29 Juli 2025
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie | Dok. Istimewa

Wali Kota Tangsel Tunggu Hasil Pemeriksaan Inspektorat Soal Sanksi Dugaan. Pungli Seragam di SDN Ciledug Barat

Jumat, 25 Juli 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Tangerang Update
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
© Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Facebook X-twitter Youtube Whatsapp