Tangerang Update
Masuk
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Kab Tangerang
  • Kota Tangsel
  • kabupaten tangerang
  • tangerang selatan
  • tangsel
  • Nasional
Rabu, 15 Oktober 2025
Tangerang UpdateTangerang Update
Search
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Punya Akun? Masuk
Follow US
© 2025 Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Opini

Melampaui Kebaya dan Seremonial, Menghidupkan Gagasan dalam ‘Panggil Aku Kartini Saja’

Redaksi TU
Redaksi TU
Senin, 21 April 2025 | 09:24 WIB
Ahmad Priatna, Mahasiswa Universitas Pamulang (Foto: Dok. Pribadi)
Ahmad Priatna, Mahasiswa Universitas Pamulang (Foto: Dok. Pribadi)
SHARE

- Advertisement -
Ad imageAd image

Tangerangupdate.com – Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia mengenang sosok Raden Ajeng Kartini, perempuan dari Jepara yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan. Namun, pertanyaan pentingnya apakah peringatan Hari Kartini selama ini sudah benar-benar menangkap esensi perjuangannya? Atau justru terjebak dalam rutinitas simbolik yang kian menjauh dari semangat kritis yang pernah ia kobarkan?

Di tengah hingar-bingar peringatan Hari Kartini yang identik dengan lomba berkebaya, pawai anak-anak, dan bunga-bunga retorika tentang “perempuan hebat”, kita perlu berhenti sejenak dan menengok kembali Kartini dari perspektif yang lebih jujur dan mendalam. Dalam hal ini, novel Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer menjadi jendela penting yang membuka sisi lain Kartini: sebagai pemikir, pemberontak kultural, dan pelopor kesadaran kebangsaan !!

Novel ini bukan sekadar biografi, tapi semacam kritik sosial yang dibungkus dalam narasi sejarah. Pramoedya menghadirkan Kartini bukan sebagai ikon yang ditinggikan tanpa cela, melainkan manusia seutuhnya—dengan kegelisahan, kemarahan, dan hasrat besar untuk mengubah dunia. Ia dipotret sebagai perempuan muda yang gelisah melihat bangsanya dijajah, perempuannya dipasung adat, dan rakyatnya dicekik kebodohan.

BACA JUGA:  Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Kartini dalam buku ini tidak hanya memperjuangkan nasib perempuan, tetapi juga melawan feodalisme bangsanya sendiri dan kolonialisme Belanda. Ia mengkritik ketidakadilan dari berbagai arah tentang sistem pendidikan yang diskriminatif, budaya patriarki yang menindas, hingga pemerintah kolonial yang memelihara kebodohan sebagai alat kontrol. Di tengah keterbatasan akses dan tekanan adat, Kartini memilih jalan menulis—mengirim surat-surat panjang yang kemudian menjadi senjata gagasan.

Dan di sinilah refleksi penting Hari Kartini menemukan relevansinya. Bahwa emansipasi bukan sekadar soal akses perempuan ke ruang publik, melainkan keberanian untuk berpikir bebas, menggugat ketimpangan, dan memperjuangkan perubahan. Bahwa Kartini tidak hanya layak dikenang karena kebayanya, tapi karena pikirannya yang melampaui zamannya.

Dalam konteks hari ini, semangat Kartini perlu dibaca ulang dalam cahaya tantangan kontemporer. Ketika kekerasan terhadap perempuan masih marak, ketika akses pendidikan dan ekonomi masih timpang, dan ketika suara perempuan masih sering dibungkam, maka tugas kita bukan sekadar memperingati Kartini, tetapi melanjutkan perjuangannya. Bukan dengan mengenangnya sebagai simbol, tapi dengan menghidupkan pikirannya dalam kebijakan, gerakan sosial, dan kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:  Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Sebagaimana judul novel Pramoedya yang tegas menyatakan “Panggil Aku Kartini Saja”, kita diajak untuk tidak menempatkan Kartini di menara gading, tapi menjadikannya bagian dari pergulatan hidup yang nyata. Kartini tidak ingin disembah. Ia ingin didengar. Dan lebih dari itu—dipahami dan dilanjutkan perjuangannya.

Penulis: Ahmad Priatna, Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pembaca Tangerangupdate.com. Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.

TAGGED:Hari KartiniOpini
Bagikan:
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link

– Advertisement –

WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.48.48 PM
WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.45.10 PM
iklan
WhatsApp Image 2025-08-16 at 8.15.38 PM

Terpopuler

Tangkapan layar Plang Penutupan akibat perbaikan Jembatan di Jalan Merpati Raya / Foto : TU

Perbaikan Mendadak Jembatan Merpati Raya Dikeluhkan, Warga: “Pemkot Tangsel Ngejar Serapan, Tapi Sosialisasi Nol”

Kepala Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Ciputat, Alwi Asparin | Dok. Pribadi

Kecam Tayangan Melecehkan Pesantren dan Kiai, HMI Ciputat Desak KPI Sanksi Tegas Trans7

Para pekerja sedang memasang paving blok di Pedestarian jalan Ciater/ Foto: Juno

Dugaan Penyalahgunaan Material, Kejari Tangsel Tinjau Proyek Pedestrian Jalan Ciater Rp. 7,1 Milyar

IKA SAKTI Tangerang menyampaikan akan terus mengawal kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RSUD Tigaraksa hingga tuntas | Foto: Koordinator IKA SAKTI, Doni Nuryana saat jumpa pers dengan wartawan di depan gedung DPRD Kabupaten Tangerang /Dok. Tangerangupdate.com

Demo Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa: IKA SAKTI Desak Pansus dan Pertanggungjawaban Bupati

Papan Pengerjaan Proyek Penanganan Kawasan Kumuh di Depan Kantor Pemkot Tangsel Kelurahan Serua/ Foto: Juno

Proyek 1,8 Milyar di Depan Kantor Pemkot Tangsel Dikeluhkan Warga, Pekerjaan Diduga Tak Sesuai DED

Guru PPPK saat sedang mengajar di salah satu SMA Negeri di Banten / Foto : Tangerang update

1800 Guru PPPK Banten Terjepit, Gaji Belum Cair: “Kami Mengajar, Tapi Tak Digaji”

Berita Terkait

Ilustrasi Gambar ini dibuat dengan kecerdasan buatan / Dok. TU
Opini

Ketika Kota Dengan Predikat “Paling Informatif” Gagap

Foto: Ilustrasi/Freepik: prostooleh
Opini

Preeklampsia sebagai Ancaman Tersembunyi bagi Ibu Hamil dan Janin

Ilustrasi
Opini

Gemuk atau Sehat? Menelusuri Akar Obesitas dan Cara Kembali Bugar

Peneliti RIGHTS, Septian Haditama (Dok. Istimewa)
Opini

Jolly Roger (Bendera One Piece): Alarm Perbaikan atau Revolusi bagi Republik Indonesia ke-80

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Nasional

Membangun SDM Indonesia: Jalan Panjang Menuju Abad Ketiga Milenium

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Kota Tangsel

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Foto: Lukman Hakim (Direktur Eksekutif Yayasan Harsha Citra Indonesia) | Dok. Pribadi
Opini

Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Presiden Prabowo Subianto | Foto : Kantor Staff Presiden RI
Opini

Mengkritik Pidato Presiden di Hari Lahir Pancasila, (Dari Adu Domba ke Adu Diksi)

Jangan Lewatkan

Kepala Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Ciputat, Alwi Asparin | Dok. Pribadi

Kecam Tayangan Melecehkan Pesantren dan Kiai, HMI Ciputat Desak KPI Sanksi Tegas Trans7

Selasa, 14 Oktober 2025
Program Pasar Bahagia di Masjid Jami Al Barokah disambut gembira oleh warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan | Dok. Istimewa

Pasar Bahagia: Warga Babakan Tangsel Belanja Kebutuhan Pokok Bayar Pakai Doa

Sabtu, 11 Oktober 2025
Gelaran Event Pantomim di GOR Bulungan Jakarta/ Foto : Ist

“Jejak Imaji Anak Negeri”: Pementasan Pantomim Anak yang Hening tapi Menggetarkan

Kamis, 9 Oktober 2025
Tangkapan layar Plang Penutupan akibat perbaikan Jembatan di Jalan Merpati Raya / Foto : TU

Perbaikan Mendadak Jembatan Merpati Raya Dikeluhkan, Warga: “Pemkot Tangsel Ngejar Serapan, Tapi Sosialisasi Nol”

Rabu, 15 Oktober 2025
Para pekerja sedang memasang paving blok di Pedestarian jalan Ciater/ Foto: Juno

Dugaan Penyalahgunaan Material, Kejari Tangsel Tinjau Proyek Pedestrian Jalan Ciater Rp. 7,1 Milyar

Minggu, 12 Oktober 2025
BADKO HMI Jabodetabeka-Banten juga mendesak agar Kakanwil dan Kepala Bidang Haji pada Kemenag Provinsi Banten dicopot | Dok. Istimewa

BADKO HMI Jabodetabeka–Banten Sesalkan Kanwil Kemenag Banten Tunda Sepihak Audiensi soal Haji dan Umrah

Kamis, 9 Oktober 2025
Guru PPPK saat sedang mengajar di salah satu SMA Negeri di Banten / Foto : Tangerang update

1800 Guru PPPK Banten Terjepit, Gaji Belum Cair: “Kami Mengajar, Tapi Tak Digaji”

Senin, 13 Oktober 2025
Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) Banten minta PAW RR, Anggota DPRD Pandeglang disegerakan | Foto: Istimewa

Tindak Lanjut PAW RR Anggota DPRD Pandeglang Lamban, JPMI Minta BK DPRD Bertindak Tegas

Kamis, 9 Oktober 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Tangerang Update
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
© Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Facebook X-twitter Youtube Whatsapp