Tangerangupdate.com – Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Jumhur Hidayat bersama Sinergis Indonesia, memberikan tanggapan terkait tren #KaburAjaDulu yang tengah populer di media sosial.
Jumhur menjelaskan bahwa fenomena ini tidak ada hubungannya dengan tingkat nasionalisme seseorang.
Menurutnya, keputusan untuk bekerja di luar negeri dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah peluang yang lebih banyak ditawarkan oleh negara lain untuk para pekerja.
Hal ini, menurutnya, harus menjadi perhatian bersama. “Ini saatnya kita introspeksi,” ujar Jumhur dikutip pada diskusi publik bersama Sinergis Indonesia Selasa 25 Februari 2025.
Tren #KaburAjaDulu muncul di media sosial Indonesia sebagai bentuk reaksi terhadap peristiwa atau situasi yang menimbulkan ketidakpuasan publik.
Tagar ini digunakan untuk menggambarkan fenomena di mana seseorang merasa bahwa meninggalkan situasi atau kondisi tertentu adalah pilihan terbaik, baik itu dalam konteks politik, sosial, atau keputusan-keputusan kontroversial lainnya.
Kekecewaan masyarakat semakin meningkat setelah pernyataan kontroversial dari beberapa pembantu Presiden yang dianggap tidak sensitif terhadap aspirasi rakyat.
Salah satunya adalah pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menyatakan bahwa orang yang memilih untuk pindah ke luar negeri dianggap meragukan nasionalisme mereka.
Tak kalah kontroversial, Wakil Menteri Tenaga Kerja, Emanuel Ebenezer, juga mengungkapkan pandangannya yang bertentangan dengan menyarankan agar warga Indonesia yang tidak puas dengan kondisi negara lebih baik pergi dan tidak kembali.
Pernyataan ini memicu Sinergis Indonesia mengadakan Diskusi Publik untuk anak muda dan mahasiswa yang menilai bahwa pernyataan tersebut meremehkan hak setiap warga negara serta merendahkan generasi muda untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
“Ada banyak orang pintar dan kreatif yang pergi keluar negeri sehingga kita kekurangan orang-orang pintar, itu lah mengapa kita juga harus introspeksi diri karena kita memang tidak menyediakan mereka tempat untuk berkarya,” tandasnya.