Tangerangupdate.com (18/08/2021) | Tangerang — Akademisi Sekaligus Pengamat Kebijakan Publik Universitas Pamulang (Unpam) Dr. Suhendar SH.,MH berikan kritik kepada aparat dan Pemerintah Daerah dalam menanggapi kritik yang disampaikan melalui mural.
Suhendar menilai bahwa aksi reaktif yang ditunjukan oleh para aparat dan pemerintah daerah, dengan dalih menganggu ketertiban umum bukan semata itu tujuannya, namun menurutnya malu jika terpublikasi karena ada masalah dalam pelaksanaan sistem dan perlindungan sosial di daerahnya.
“Karena itu, aparat dan Pemda reaktif bukan karena semangat memberangus kebebasan, namun malu jika terpublikasi, itu artinya ada masalah dalam pelaksanaan sistem dan perlindungan sosial di daerahnya” ucapnya melalui aplikasi pesan WhatsApp, Selasa (17/08)
Sebab, menurut Dosen Pasca Sarjana, Universitas Pamulang ini seluruh kebijakan pemerintah pusat dalam rangka memberikan perlindungan sosial dimasa pandemi ini, teknisnya ada dan menjadi kebijakan daerah.
Oleh sebab itu ditambahkannya, jika ada narasi kritis dalam bentuk apapun, dibalik itu semua sesunggunhya ada kegagalan pemerintah daerah selaku pelaksana teknis pemerintah pusat.
“Pemerintah daerah sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat, jika ada narasi kritis dalam bentuk apapun, dibalik itu semua sesunggunhya ada kegagalan pemerintah daerah selaku pelaksana teknis”
“Jadi, Pemerintah Daerah tidak perlu reaktif, cukup introspeksi diri, apakah selama pandemi ini seluruh kebijakannya dapat dirasakan oleh masyarakatnya” imbuhya.
Pernyataan tersebut dilontarkan karena adanya tindakan dari aparat kepada pembuat mural yang mengkritik pemerintah, di buru dengan alasan menganggu ketertiban.
Dikutip dari tempo.co Deka Sike, salah seorang pembuat mural Tuhan Aku Lapar di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang yang sempat viral beberapa waktu lalu mengaku trauma dan tertekan setelah polisi mendatangi rumah mereka.