Tangerang Update
Masuk
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Kab Tangerang
  • Kota Tangsel
  • kabupaten tangerang
  • tangerang selatan
  • tangsel
  • Nasional
Minggu, 12 Oktober 2025
Tangerang UpdateTangerang Update
Search
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Punya Akun? Masuk
Follow US
© 2025 Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Opini

Mengkritik Pidato Presiden di Hari Lahir Pancasila, (Dari Adu Domba ke Adu Diksi)

Redaksi TU
Redaksi TU
Senin, 2 Juni 2025 | 22:52 WIB
Presiden Prabowo Subianto | Foto : Kantor Staff Presiden RI
Presiden Prabowo Subianto | Foto : Kantor Staff Presiden RI
SHARE

Tangerangupdate.com – Dahulu kala, di sebuah kerajaan bernama Purwanegara, hiduplah seorang raja berwibawa, namun lidahnya sering mendahului pikirannya. Suatu hari, karena panen gagal dan rakyat resah, ia menuding utusan negeri tetangga sebagai pembawa “angin jahat.”

Tuduhan itu tak berdasar. Ternyata, persoalannya adalah bendungan rusak yang diabaikan sejak generasi sebelumnya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Perang pun pecah. Dari tragedi itu lahir pepatah di Purwanegara: “Sekali lidah penguasa tergelincir, ribuan nyawa bisa tergilas.”

- Advertisement -
Ad imageAd image

Cerita rakyat ini teringat kembali ketika Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya pada upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni kemarin, menyatakan:


“Ratusan tahun mereka [bangsa asing] adu domba kita sampai sekarang, dengan uang, mereka membiayai LSM-LSM untuk mengadu domba kita.”

Pernyataan itu mengejutkan, karena disampaikan pada momentum resmi kenegaraan yang seharusnya memperkuat persatuan, bukan menebar kecurigaan. Sebagai kepala negara, setiap ucapan Presiden adalah representasi kebijakan politik dan moral negara.

Maka, tudingan tanpa dasar terhadap LSM atas campur tangan asing bukan saja tidak bijak, tapi juga membahayakan ruang demokrasi.

BACA JUGA:  Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Antara Kewaspadaan dan Ketakutan

Tentu saja, kehati-hatian terhadap intervensi asing adalah hal wajar. Sejarah kolonialisme Indonesia memang sarat dengan praktik divide et impera politik adu domba yang melukai bangsa ini selama berabad-abad. Namun, kehati-hatian semacam ini harus tetap berpijak pada data, bukan sekadar narasi tanpa bukti.

Apa yang disampaikan Presiden berpotensi menciptakan tiga masalah serius dalam tata negara kita:

Pertama, menyamaratakan seluruh LSM sebagai alat asing adalah bentuk generalisasi yang berbahaya. Banyak LSM di Indonesia justru lahir dari kebutuhan rakyat untuk memperjuangkan hak-hak dasar, buruh, petani, perempuan, nelayan, hingga korban pelanggaran HAM. Tanpa kehadiran mereka, banyak suara rakyat kecil akan tenggelam dalam arus kekuasaan.

Kedua, membangun narasi musuh eksternal bisa menjadi cara mudah untuk mengalihkan perhatian publik dari persoalan struktural di dalam negeri, ketimpangan ekonomi, ketidakadilan hukum, dan kegagalan kebijakan publik. Retorika semacam ini hanya menciptakan fatamorgana politik, bukan solusi.

Ketiga, pernyataan seperti ini bisa dijadikan dalih untuk membatasi kebebasan sipil dan membungkam kritik. Jika narasi ini terus diulang, kita akan melihat menyempitnya ruang gerak masyarakat sipil dan makin menguatnya otoritarianisme yang dibungkus dengan jargon nasionalisme.

BACA JUGA:  Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Kritik Adalah Oksigen Demokrasi

Kita harus ingat, dalam negara demokrasi, kritik bukan bentuk adu domba. Kritik adalah ekspresi cinta warga kepada negaranya. LSM bukanlah musuh negara mereka adalah mitra kritis yang mengingatkan jika negara mulai lupa pada tugasnya.

Alih-alih menyudutkan, negara semestinya membuka ruang dialog, transparansi dana asing jika itu memang relevan, dan memperkuat ketahanan sipil lewat pemberdayaan, bukan pemberangusan.

Jika Presiden hendak bicara soal pengaruh asing, lakukanlah dengan basis data, kajian kebijakan, dan strategi kebangsaan yang konkret bukan dengan tudingan terbuka yang bisa menjadi fitnah kolektif.

Saat Raja Bicara Tanpa Menyaring Lidah

Kisah raja Purwanegara bukan sekadar dongeng. Ia adalah cermin. Hari ini, kita tidak hidup dalam kerajaan. Kita hidup di republik yang berlandaskan hukum dan akal sehat. Maka seorang Presiden tidak bisa bicara sesuka hati, apalagi dalam forum resmi kenegaraan. Ketika lidah pemimpin tergelincir, bukan hanya reputasinya yang runtuh, tapi juga kepercayaan rakyat pada demokrasi.

Presiden boleh keras terhadap ancaman asing, tapi jangan kabur terhadap kenyataan dalam negeri. Negara ini tidak akan runtuh karena kritik. Ia justru bisa hancur bila pemimpinnya terus mengulang kesalahan dongeng lama, menuduh tanpa bukti, mencurigai rakyatnya sendiri, dan menyalahkan luar demi menutupi lumpur di dalam.

BACA JUGA:  Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Oleh : Jupri Nugroho (Mantan Koordinator TRUTH)

Disclaimer: Artikel ini merupakan produk meja redaksi Tangerangupdate.com. Semua isi tulisan dan konten di dalamnya merupakan sebuah opini dan tidak menunjukkan keberpihakan kepada siapapun.

Bagikan:
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link

– Advertisement –

WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.48.48 PM
WhatsApp Image 2025-08-16 at 7.45.10 PM
iklan
WhatsApp Image 2025-08-16 at 8.15.38 PM

Terpopuler

IKA SAKTI Tangerang bakal menggelar aksi di depan Kejari Kabupaten Tangerang, Gedung Bupati dan DPRD Kabupaten Tangerang | Dok. Tangerangupdate.com

IKA SAKTI Bakal Gelar Demonstrasi Desak Bentuk Pansus Usut Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Program Pasar Bahagia di Masjid Jami Al Barokah disambut gembira oleh warga Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan | Dok. Istimewa

Pasar Bahagia: Warga Babakan Tangsel Belanja Kebutuhan Pokok Bayar Pakai Doa

Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji agar Jalan Raya Pakuhaji segera dibangun | Dok. Istimewa

Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji Desak Pemkab Tangerang Segera Bangun Jalan Pakuhaji

Foto: Kuasa hukum tergugat, Thania Rachmanie Imanissa Putri | Dok. Istimewa

Sidang Gugatan Oknum DPRD Pandeglang Fraksi PKS Ditunda, Kenapa?

Salah satu inovasinya yakni layanan Catat Meter Mandiri (CMM) yang kini dapat dilakukan secara mudah melalui WhatsApp Official PGN dan aplikasi PGN Mobile/ Foto : Ist

PGN Area Cilegon Dorong Warga Catat Meter Mandiri Lewat WhatsApp dan Aplikasi PGN Mobile

Jaringan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia (JPMI) Banten minta PAW RR, Anggota DPRD Pandeglang disegerakan | Foto: Istimewa

Tindak Lanjut PAW RR Anggota DPRD Pandeglang Lamban, JPMI Minta BK DPRD Bertindak Tegas

Berita Terkait

Ilustrasi Gambar ini dibuat dengan kecerdasan buatan / Dok. TU
Opini

Ketika Kota Dengan Predikat “Paling Informatif” Gagap

Foto: Ilustrasi/Freepik: prostooleh
Opini

Preeklampsia sebagai Ancaman Tersembunyi bagi Ibu Hamil dan Janin

Ilustrasi
Opini

Gemuk atau Sehat? Menelusuri Akar Obesitas dan Cara Kembali Bugar

Peneliti RIGHTS, Septian Haditama (Dok. Istimewa)
Opini

Jolly Roger (Bendera One Piece): Alarm Perbaikan atau Revolusi bagi Republik Indonesia ke-80

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Nasional

Membangun SDM Indonesia: Jalan Panjang Menuju Abad Ketiga Milenium

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Kota Tangsel

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Foto: Lukman Hakim (Direktur Eksekutif Yayasan Harsha Citra Indonesia) | Dok. Pribadi
Opini

Tantangan Partai Politik Atas Putusan MK NO. 135/PUU-XXII/2024

Opini

Menyoal 100 Hari Kerja Periode Kedua Benyamin Davnie – Pilar Saga IchsanMembangun Kota Tangerang Selatan.

Jangan Lewatkan

Foto: Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie | Dok. Istimewa

Wali Kota Tangsel Minta Penutupan Jalan Raya Serpong-Parung Dibatalkan

Selasa, 7 Oktober 2025
Sebuah Mobil Tertimpa Pohon di Jalan Ciater Raya pada Selasa Siang / Foto : Ist

Hujan Angin Selasa Siang di Tangsel Tumbangkan Pohon dan Menimpa Beberapa Mobil

Selasa, 7 Oktober 2025
Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji agar Jalan Raya Pakuhaji segera dibangun | Dok. Istimewa

Forum Masyarakat Peduli Pakuhaji Desak Pemkab Tangerang Segera Bangun Jalan Pakuhaji

Sabtu, 11 Oktober 2025
IKA SAKTI Tangerang bakal menggelar aksi di depan Kejari Kabupaten Tangerang, Gedung Bupati dan DPRD Kabupaten Tangerang | Dok. Tangerangupdate.com

IKA SAKTI Bakal Gelar Demonstrasi Desak Bentuk Pansus Usut Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Minggu, 12 Oktober 2025
Kejaksaan Agung sedang memproses laporan IKA SAKTI soal dugaan korupsi lahan RSUD Tigaraksa | Foto: Gedung RSUD Tigaraksa/Tangerangupdate.com

Kejagung Proses Laporan IKA SAKTI soal dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa

Selasa, 7 Oktober 2025
Tangkapan Layar Kondisi Pasca Ledakan di Kantor Farmasi Nucleus Pondok Aren / Foto : Juno

Ledakan Misterius Hancurkan Kantor Farmasi di Pondok Aren, Polisi Sterilkan Lokasi

Kamis, 9 Oktober 2025
Pembangunan Pedestarian Ciater, Rawa Mekar Jaya / Foto: Istimewa

Revitalisasi Pedestrian Ciater Ramah Disabilitas, Warga Apresiasi Lebih Nyaman untuk Pejalan Kaki

Rabu, 8 Oktober 2025
Ruang layanan di loby utama RSUD Tigaraksa | Dok. Tangerangupdate.com

Menilik Kondisi RSUD Tigaraksa yang Dilaporkan ke Kejagung: Kaca Berdebu, Tiang Sutet, dan Minim Aktivitas

Senin, 6 Oktober 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Tangerang Update
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
© Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Facebook X-twitter Youtube Whatsapp