Tangerangupdate.com (31/05/2020) Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) Se-Tangerang Raya dan Penggiat Lingkungan desak pihak terkait optimalisasi penanggulangan longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang yang jebol sehingga mencemari aliran Sungai Cisadane.
Dari hasil diskusi bersama seluruh MAPALA SeTangerang Raya dan Penggiat Lingkungan setidaknya ada enam poin desakan yang salah satunya adalah melakukan tes lab kualitas Air Sungai Cisadane beberapa kilometer sebelum dan sesudah longsoran sampah, hal tersebut untuk melihat seberapa parah akibat yang ditimbulkan terhadap kualitas aliran Sungai Cisadane.
Eko Penggiat Lingkungan dari Benua Hijau Indonesia dalam keterangan persnya menjelaskan bahwa keterbukaan informasi terkait penanganan longsoran sampah harus dipublikasi ke masyarakat agar mengetahui sejauh mana proses penanganan dan target penyelesaian.
“Keterbukaan informasi sangat penting supaya masyarakat dapat memantau sejauh mana proses penanganan longsoran serta tahap mengembalikan aliran sungai cisadane” jelas Eko.
Sementara Marjuki perwakilan dari Pusat Kordinasi Wilayah Mapala SeTangerang Raya memaparkan pihaknya sudah melakukan diskusi dan kajian terkait persoalan Jebolnya TPA Cipeucang serta sedang berupaya untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota seTangerang Raya terkait penanganan dan pengolahan sampah yang ada sehingga persoalannya yang ada di TPA Cipeucang bisa dihindari.
“Kita perlu mengingatkan Pemerintah Kabupaten/Kota seTangerang Raya bahwa persoalan sampah menjadi amat serius jika tidak ada keinginan serius untuk menangani serta melakukan kebijakan dalam pengolahan sampah”
Sampai Minggu (31/05/2020) proses pengerukan sampah TPA Cipeucang yang tumpah ke aliran sungai Cisadane masih dilakukan namun dari pantauan dari lokasi aliran sungai masih belum normal karena banyaknya sampah serta sisa beton dari turap penahan (Sheetpile) membuat sulit alat berat yang digunakan.