Tangerangupdate.com | Nama Kolopaking mungkin terdengar seperti marga dari luar Jawa, namun sebenarnya berasal dari Kebumen, Jawa Tengah. Trah Kolopaking memiliki sejarah panjang yang bermula dari era Kerajaan Mataram Islam dan berkaitan erat dengan perjalanan Amangkurat I.
Asal Usul Nama Kolopaking
Nama Kolopaking berasal dari kata “kelapa” yang berarti buah kelapa dan “aking” yang berarti kering. Sejarahnya bermula ketika Amangkurat I, dalam pelarian akibat pemberontakan Trunojoyo, singgah di Panjer (sekarang Kebumen). Saat itu, penguasa setempat, Ki Kertawangsa (Ki Panjer III), memberi Amangkurat I air dari kelapa tua (kelapa aking) karena sulit mendapatkan kelapa muda. Setelah meminumnya, kondisi sang raja membaik.
Sebagai bentuk terima kasih, Amangkurat I mengangkat Kertawangsa sebagai Tumenggung Panjer dengan gelar Kanjeng Raden Adipati Tumenggung (K.R.A.T) Kelapa Aking (1677-1710). Nama Kelapa Aking kemudian berubah pelafalannya menjadi Kolopaking, yang terus digunakan oleh keturunannya.
Kolopaking dalam Sejarah Kebumen
Trah Kolopaking berperan penting dalam sejarah Kebumen. Jabatan Tumenggung Panjer diwariskan secara turun-temurun hingga Kolopaking IV (1790-1833). Namun, setelah Perang Diponegoro, Belanda membubarkan Kabupaten Panjer dan menggantikannya dengan Kabupaten Kebumen di bawah Dinasti Arung Binang.
Para pemimpin dari trah Kolopaking di Kabupaten Panjer meliputi:
- Bodronolo (1642-1657)
- Hastrosuto (1657-1677)
- Kolopaking I (Kertawangsa) (1677-1710)
- Kolopaking II (1710-1751)
- Kolopaking III (1751-1790)
- Kolopaking IV (1790-1833)
Sejak Kolopaking IV wafat pada 1833, pemerintahan Kebumen dikuasai Dinasti Arung Binang hingga Jepang menduduki wilayah tersebut pada 1942.
Makam Kolopaking dan Tokoh Keturunannya
Makam Tumenggung Kolopaking I dan IV terletak di Desa Kalijirek, Kebumen, dan masih terawat hingga kini. Beberapa tokoh ternama dari trah Kolopaking antara lain:
Soemitro Kolopaking, Bupati Banjarnegara di tiga zaman (Belanda, Jepang, Republik Indonesia).
Novia Kolopaking, penyanyi dan aktris Indonesia yang dikenal melalui serial Keluarga Cemara.
Kolopaking, Nama yang Terus Hidup
Hingga kini, nama Kolopaking masih digunakan oleh keturunan Kertawangsa dan menjadi bagian dari sejarah Kebumen. Bahkan, di kota ini terdapat Hotel Grand Kolopaking yang menjadi salah satu pengingat kejayaan trah tersebut.
Sumber : Abror Subhi, Dikutip Dan Disusun Kembali Dari Berbagai Sumber Postingan asli: facebook.com/100001856336410/posts/28757062517272243/