Tangerangupdate.com – Peneliti Research Public Policy And Human Rights (RIGHTS), Septian Haditama menanggapi aksi tim Inspektorat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyantap durian Musang King senilai Rp5 juta pasca probity audit di Serpong.
Septian Hadi, menyatakan bahwa tindakan tersebut sangat tidak proporsional dan berpotensi merusak kredibilitas hasil audit.
Meski menggunakan uang pribadi, tindakan pejabat yang diaudit ‘mentraktir’ tim auditor menciptakan persepsi kuat adanya hubungan yang tidak sehat.
“Ini dapat ditafsirkan sebagai upaya soft lobbying yang merusak objektivitas pemeriksaan. Penerimaan jamuan mewah, terlebih di lokasi dan waktu yang berdekatan dengan aktivitas audit, adalah bentuk pelanggaran prinsip kehati-hatian (due care) dan independensi,” tegas Septian ketika dihubungi Rabu, 27 Agustus 2025.
Menurut Septian, probity audit adalah pemeriksaan tertinggi yang menuntut standar etika tanpa kompromi. Auditor katanya, harus menjaga jarak sama sekali dari auditee, bukan justru merayakan keakraban dengan jamuan yang nilainya setara dengan tunjangan harian puluhan orang.
“Menghindari tidak hanya ketidakpatutan, tetapi juga kemunculan dari ketidakpatutan harus dijunjung tinggi,” paparnya.
Sebelumnya, tim auditor Inspektorat Tangsel bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) kedapatan menyantap durian Musang King usai kegiatan probity audit di kawasan Serpong, Selasa 26 Agustus 2025.
Seorang pekerja di lokasi mengungkapkan, durian yang disajikan bukan sembarangan. “Yang dibeli Musang King, harganya sekitar Rp400 ribu per kilo. Tadi habis sampai lima juta,” ujarnya kepada wartawan.
Pemandangan tersebut dipergoki awak media yang tengah bersiap meliput aksi mahasiswa di depan kantor Dinas Kesehatan Tangsel, tak jauh dari lokasi audit.
Momen itu lantas menuai pertanyaan terkait etika dan independensi auditor yang sedang memeriksa proyek pemerintah.
Menanggapi hal itu, Inspektur Kota Tangsel Achmad Zubair tidak membantah bahwa dirinya mentraktir tim audit bersama perwakilan BPKP.
Ia menegaskan jamuan durian tersebut murni menggunakan uang pribadi, bukan dari pihak ketiga ataupun kontraktor.
“Itu saya yang traktir. Kebetulan ada kepala BPKP yang hadir, jadi saya ajak makan durian. Tidak ada hubungannya dengan pemborong,” ucap Zubair di Gedung SKPD 2 Puspemkot Tangsel.