Tangerangupdate.com | Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memuncak setelah Washington secara resmi menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari China menjadi 145 persen, naik dari yang sebelumnya diumumkan sebesar 125 persen.
Sebagai balasan, China turut menaikkan tarif terhadap produk Amerika menjadi 125 persen.
Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik ini, dampaknya terasa hingga ke sektor perekonomian nasional, terutama pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, Andri Priadi, dampak dari perang dagang ini bersifat dua sisi.
“Dampaknya bisa menghambat atau justru membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan UMKM, tergantung pada kesiapan dan strategi adaptasi pelaku usaha serta dukungan dari pemerintah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa salah satu sisi positif yang mungkin muncul adalah meningkatnya minat terhadap produk lokal.
Saat barang-barang impor dari China menjadi lebih mahal atau sulit diperoleh, masyarakat cenderung beralih pada produk dalam negeri.
Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.
“UMKM yang jeli bisa menangkap peluang ini untuk meningkatkan penetrasi pasar,” tambah Andri.
Namun demikian, Andri juga mengingatkan bahwa kondisi ini berisiko menekan daya beli masyarakat.
Melemahnya kondisi ekonomi akibat ketegangan global bisa berimbas langsung pada pengeluaran konsumen.
“Ketika ekonomi melemah akibat perang dagang, daya beli konsumen bisa ikut turun. Ini akan berdampak langsung pada penjualan produk UMKM, terutama di sektor konsumsi dan ritel,” jelasnya.
Selain itu, ketidakpastian global yang ditimbulkan oleh perang dagang ini juga menyebabkan nilai tukar rupiah menjadi tidak stabil.
Fluktuasi kurs dapat mempengaruhi biaya bahan baku impor dan harga barang konsumsi dalam negeri.
“Ketidakpastian ekonomi global sering menyebabkan nilai tukar bergejolak. Ini bisa berdampak pada biaya impor dan ekspor, serta harga barang konsumsi di dalam negeri,” tegas Andri.
Dengan situasi global yang tidak menentu, UMKM Indonesia perlu waspada namun juga siap menangkap peluang.
Dukungan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha lokal menjadi semakin penting, agar UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga mampu tumbuh di tengah krisis global yang terus bergulir.