Tangerangupdate.com (11/11/2021) | Kabupaten Tangerang — Sarekat Mahasiswa Demokratik (SMD) Kabupaten Tangerang menilai kesalahan diagnosis yang diduga dilakukan oleh oknum Puskesmas Cikuya Solear kepada SN (14) sangat fatal.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum SMD Kabupaten Tangerang, Fajar Rahman saat dihubungi redaksi tangerangupdate.com. Kamis (11/11/2021).
“Kesalahan fatal, bagaimana bisa Puskesmas yang diisi oleh orang yang berkompeten di bidangnya harus salah diagnosis?,” katanya mempertanyakan.
Maka dari itu, Fajar mengatakan, permasalahan ini sudah sepantasnya menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Sebab katanya, akibat kesalahan tersebut, korban harus mengalami keterlambatan penanganan medis.
“Dinas Kesehatan yang membawahi Puskesmas harus turun langsung untuk menyelesaikan masalah ini. Jika memang diperlukan copot kepala puskesmas beserta jajaran yang telah abai terhadap pelayanan kepada masyarakat” katanya.
Lebih lanjut dirinya mengungkap, setelah dirinya mengirim surat laporan serta permintaan klarifikasi ke Puskesmas, pihak Puskesmas seketika mendatangi rumah korban di hari yang sama.
Fajar menilai, sikap Puskesmas yang mendatangi rumah korban tersebut menjadi pertanda bahwa hal tersebut memang benar sebuah kesalahan.
“Memang sudah menjadi karakteristik bagaimana bobroknya sistem layanan publik terutama di sektor kesehatan seperti rumah sakit, kalau tidak viral terlebih dahulu maka mereka tidak akan turun langsung” tuturnya.
Dari namanya sudah jelas Pusat Kesehatan Masyarakat dimana secara fungsi jelas memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya, selain itu juga melaksanakan diagnosa sedini mungkin terhadap masyarakat sebagai penerima layanan.
“Jadi, jika secara fungsi tidak dapat menjalankannya dan diperparah dengan dugaan adanya salah diagnosis, sudah dipastikan memang ada yang salah dengan standar operasional yang ada,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Seorang remaja berinisial SN (14) asal Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang diduga menjadi korban salah diagnosis yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Cikuya. Akibat hal itu, pasien harus mengalami keterlambatan penanganan medis.
Dari hasil diagnosis salah satu oknum pegawai Puskesmas, menyatakan bahwa pasien mengalami flek paru dan selanjutnya diarahkan untuk melakukan pemeriksaan BTA (cek dahak).
Lalu untuk mengetahui detail dari penyakit yang diderita, pasien mendatangi klinik yang lain di bilangan Tigaraksa dengan membawa hasil rontgen dan hasil pemeriksaan laboratorium. Untuk memastikan mengenai sakit yang diderita SN.
Fajar melanjutkan, pihak klinik lantas menyarankan SN untuk melakukan pemeriksaan rontgen kembali di Rumah Sakit Hermina Bitung. Dari pemeriksaan di rumah sakit tersebut, diketahui bahwa pasien menderita gagal ginjal.
“Pada pemeriksaan rontgen ke-2, diketahui bahwa pasien mengalami gagal ginjal,” ungkapnya.