Tangerangupdate.com | Pemerintah Kota Tangerang Selatan menggandeng raksasa teknologi pengolahan sampah asal China, China Tianying Inc, melalui konsorsium IEH-CNTY (PT Indoplas Energi Hijau – China Tianying Inc).
Nantinya akan membangun fasilitas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) di kawasan Cipeucang. Proyek ini bernilai investasi sebesar Rp2,65 triliun dan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres Nomor 35 Tahun 2018.
PSEL ini akan berdiri di atas lahan yang telah disiapkan seluas 5 hektar. Saat ini, lahan yang telah dibebaskan seluas 2,4 hektar, dan akan diperluas secara bertahap.
“Untuk pembebasan lahan saat ini kita sudah 2,4 hektare yang sudah dibebaskan, nanti kita tetapkan lokasi yang baru hingga mencapai 5 hektare,” jelas Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, dalam penyerahan kontrak kerja sama yang digelar di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel, Senin (5/5/2025).
PSEL Tangsel akan menggunakan teknologi pembakaran suhu tinggi asal China yang diklaim bebas dari residu berbahaya seperti Fly Ash dan Bottom Ash (FABA). Teknologi ini mengadopsi sistem Moving Grade Incinerator (MGI) yang telah banyak diterapkan di negara-negara maju dan dikenal efisien serta ramah lingkungan.
“Nanti ada pembakaran sampai seribu derajat, sehingga hilang tidak ada residu, tadi seperti yang dijelaskan tidak ada Fly Ash dan Bottom Ash (FABA),” kata Benyamin.
Dari sisi teknis, pihak Konsorsium IEH-CNTY bertanggung jawab atas penyusunan desain dan teknologi. Pimpinan konsorsium, Bobby Gafur Umar, memastikan bahwa PSEL Tangsel akan memenuhi standar internasional dan tidak menimbulkan polusi.
“Fasilitas mengikuti standar ramah lingkungan, tidak menimbulkan dampak lingkungan seperti emisi karbon, polusi udara, maupun bau,” ujar Bobby.
“Untuk bagian kami yaitu pada FEED, DED serta teknologi dan pembiayaan, jadi tugas Pemda terkait izin dan hal yang menyangkut administrasi perizinan,” tambahnya.
Instalasi PSEL rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 48.650 meter persegi di kawasan Cipeucang. Pemerintah juga memastikan bahwa lokasi pembangunan sudah jauh dari sempadan sungai dan tidak menimbulkan konflik dengan warga.
“Dan untuk sempadannya sudah lebih 100 meter dari sungai, jadi nyambung dari lokasi yang ada sekarang karena masyarakat sudah mau meninggalkan lokasi itu,” tutup Benyamin.
Proyek ini menjadi langkah besar Pemkot Tangsel dalam menangani persoalan sampah yang tak kunjung tuntas, sekaligus membuka babak baru kerja sama infrastruktur strategis dengan perusahaan teknologi asal China.