Tangerangupdate.com – Penutupan mendadak Jembatan Merpati Raya, Bintaro, Kota Tangerang Selatan, pada Selasa (14/10/2025) memicu kemacetan parah dan protes warga. Warga menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel bertindak tanpa koordinasi dan tanpa sosialisasi, padahal akses jembatan tersebut merupakan jalur vital penghubung.
Dalam pantauan di lapangan, spanduk pemberitahuan baru terpasang saat penutupan dimulai. Tak sedikit pengendara terjebak macet karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Warga sekitar menilai langkah Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Tangsel terkesan terburu-buru dan tidak menghitung dampak sosialnya.
Salah seorang warga, Maya Nawang Wulan, menyayangkan sikap Pemkot Tangsel yang menutup akses begitu saja tanpa persiapan komunikasi publik.
“Paham ini pemda lagi ngejar semua proyek supaya terlaksana. Takut anggaran 2025 gak terserap, takut tahun depan dikurangin. Tapi minimal bikin sosialisasi dulu. Swasta aja kayak Citra Garden waktu buka boulevard pasang pengumuman pakai billboard, masa pemerintah gak bisa?” ujar Maya kepada Tangerangupdate.com, Selasa (14/10/2025).
Maya juga menambahkan bahwa pemberitahuan resmi baru muncul pada hari penutupan dilakukan, bukan beberapa hari sebelumnya.
“Saya lihat baru upload pengumuman di medsos hari ini, padahal buat sosialisasi itu harusnya jauh-jauh hari. Baru ada post karena mulai ditutup hari ini. Kita warga gak dikasih tahu sebelumnya,” katanya.
Unggahan keluhan warga di media sosial sebelumnya juga memperlihatkan kepadatan lalu lintas dan kemarahan pengguna jalan.
“Macetnya gak ngotak! Pemkot Tangsel gak ada otak apa ya?” tulis salah satu akun warga yang viral di Instagram.
Selain itu juga warga mengeluhkan karena akses jalan di Jalan Aria Putra juga belum selesai diperbaiki, warga bingung karena kedua jalan tersebut diperbaiki.
“tanjakan bakso Titoti Aria putra kan belum beres, ehh malah di merpati di bongkar suruh lewat mana jadinya,” ketus Amri Warga Jombang.
Menanggapi sorotan publik, Dinas SDABMBK Tangsel mengeluarkan rilis resmi yang menyebutkan bahwa penutupan Jembatan Merpati Raya dilakukan karena situasi darurat.
Bagian abutment jembatan dilaporkan roboh akibat tergerus arus sungai dan berpotensi menyebabkan jembatan ambruk jika tidak segera diperbaiki.
“Kerusakan ini sudah kami antisipasi sejak awal dengan perbaikan minor, namun penurunan badan jembatan terjadi lebih cepat dari perkiraan. Demi keselamatan masyarakat, kami harus melakukan penanganan menyeluruh,” kata Kemal, Humas Dinas SDABMBK Tangsel.
Penutupan dijadwalkan berlangsung selama tiga hari untuk pembongkaran dan perbaikan struktur abutment. Dinas mengklaim telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan kepolisian guna melakukan rekayasa lalu lintas.
Namun, bagi warga, alasan “darurat” itu tidak menghapus kesan bahwa pemerintah daerah bekerja tanpa kesiapan.
“Kalau benar darurat, mestinya ada prosedur standar: pemberitahuan darurat, rute alternatif, dan penempatan petugas di lapangan. Ini enggak ada. Akhirnya warga yang jadi korban macet,” tegas Maya.
Jembatan Merpati Raya sendiri masuk dalam daftar rencana rekonstruksi tahun 2026. Namun kondisi lapangan yang memburuk membuat perbaikan dilakukan lebih cepat.
Publik kini menuntut Pemkot Tangsel agar memperbaiki sistem komunikasi publik dan tata kelola proyek infrastruktur, agar istilah “penanganan cepat” tidak lagi identik dengan “penutupan mendadak tanpa pemberitahuan.”
Editor: Jupry Nugroho
Reporter: Andi Maulana