Tangerangupdate.com – Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Selatan, Riky Yuanda Bastian, mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tangsel mengambil tindakan tegas terhadap Kepala Sekolah SDN Ciledug Barat, Kecamatan Pamulang, yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) dalam pengadaan seragam siswa baru.
Desakan itu disampaikan Riky usai berkoordinasi dengan Kepala Dikbud Tangsel terkait hasil pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat. Ia menegaskan, sanksi tegas seperti pencopotan jabatan harus menjadi langkah konkret dalam menyikapi kasus ini.
“Saya sudah bicara langsung dengan Pak Kadis. Dia bilang akan ada penindakan. Secara lisan disampaikan bahwa kepala sekolah bisa saja dicopot. Ini harus jadi shock therapy bagi kepala sekolah lain,” kata Riky kepada TangerangUpdate.com, Rabu (6/8).
Politisi PKS itu juga menyoroti peran Dewan Pendidikan yang dinilai pasif dalam menangani persoalan tersebut. Ia mendorong agar Dewan Pendidikan lebih aktif menyuarakan aspirasi masyarakat dan menjadi mitra kritis Dinas Pendidikan.
“Dewan Pendidikan harusnya aktif. Mereka ini mitra strategis dinas, semestinya peka dan responsif terhadap persoalan seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dikbud Tangsel, Deden Deni, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima hasil pemeriksaan Inspektorat. Namun, ia menyebut keputusan sanksi masih menunggu koordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).
“Hasil Inspektorat sudah kami terima hari ini, dan kami sedang koordinasi dengan BKPSDM soal tindak lanjutnya,” ujar Deden saat dikonfirmasi via pesan singkat, Selasa (30/7). “Soal sanksi, itu ranahnya BKPSDM. Besok kami jadwalkan koordinasi,” tambahnya.
Kasus dugaan pungli mencuat setelah seorang wali murid, Nur Febri Susanti (38), melaporkan bahwa dirinya diminta membayar Rp1,1 juta untuk dua anaknya yang baru masuk SDN Ciledug Barat pada 11 Juli 2025. Uang tersebut disebut untuk seragam batik, muslim, olahraga, serta buku paket.
“Padahal buku paket seharusnya dipinjamkan, bukan dibeli. Pembayaran pun ditransfer langsung ke rekening kepala sekolah,” ungkap Nur, Rabu (17/7). Ia juga mengaku diminta segera melunasi agar anak-anaknya tidak merasa berbeda karena belum berseragam.
Editor: Jupry Nugroho
Reporter: Juno