Tangerang Update
Masuk
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
  • Kab Tangerang
  • kabupaten tangerang
  • Kota Tangsel
  • tangerang selatan
  • tangsel
  • Nasional
Jumat, 1 Agustus 2025
Tangerang UpdateTangerang Update
Search
  • Home
  • Tangerang Raya
    • Kota Tangsel
    • Kota Tangerang
    • Kab Tangerang
  • Banten
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Hukum
  • Metropolitan
  • Olahraga
  • Ragam
  • Daerah
  • Opini
Punya Akun? Masuk
Follow US
© 2025 Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
EkonomiNasional

Jarangnya Bukber Jadi Indikator Lemahnya Daya Beli, Ekonom: Kebijakan Pemerintah Tidak Konsisten

Redaksi TU
Redaksi TU
Selasa, 25 Maret 2025 | 12:45 WIB
Andri Priadi Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Unpam | Dok. Pribadi
Andri Priadi Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Unpam | Dok. Pribadi
SHARE

Tangerangupdate.com | Fenomena berkurangnya acara buka puasa bersama (bukber) tahun ini tidak hanya mencerminkan perubahan kebiasaan masyarakat, tetapi juga menjadi sinyal melemahnya daya beli.

Ditambah lagi, ketidakjelasan kebijakan pemerintah membuat masyarakat semakin berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, termasuk instansi-instansi yang kini lebih selektif dalam mengelola anggaran.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang (Unpam), Andri Priadi, menilai bahwa kondisi ekonomi saat ini berdampak langsung pada pola konsumsi masyarakat.

“Penurunan daya beli masyarakat terlihat jelas dari sepinya restoran dan tempat makan yang biasanya ramai dengan acara bukber. Ini bukan hanya karena orang ingin lebih hemat, tetapi banyak yang benar-benar harus mengurangi pengeluaran akibat ketidakpastian ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang tidak konsisten turut memperburuk situasi.

“Ketidakjelasan arah kebijakan ekonomi, terutama dalam hal subsidi dan belanja negara, membuat masyarakat semakin waspada dalam membelanjakan uang mereka.

Jika kondisi ini berlanjut, efeknya tidak hanya terasa selama Ramadan, tetapi bisa berdampak jangka panjang pada pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

BACA JUGA:  Disinyalir Rugi 8,2 Milyar, Pengamat Minta Investasi Pemkot Tangsel di Bjb di Audit

Selain itu, instansi-instansi, terutama di sektor pemerintahan, kini semakin berhati-hati dalam mengeluarkan anggaran untuk acara buka bersama.

Kekhawatiran akan citra publik menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak lembaga memilih untuk tidak mengadakan bukber di tempat-tempat mewah seperti hotel atau restoran mahal.

“Di tengah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian, instansi pemerintah tentu tidak ingin mendapatkan sorotan negatif karena mengadakan acara buka bersama di tempat yang dianggap mewah. Mereka lebih selektif dalam mengelola anggaran agar tidak menimbulkan kesan kurang sensitif terhadap kondisi masyarakat,” jelas Andri Priadi.

Kondisi ini semakin diperparah dengan menurunnya tingkat konsumsi kelas menengah, yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejak pandemi, proporsi kelas menengah turun dari 21,5% pada 2019 menjadi 17,1% pada 2024.

Dengan daya beli yang melemah, masyarakat semakin selektif dalam membelanjakan uangnya, yang berdampak langsung pada sektor kuliner, ritel, dan hiburan.

Lebih lanjut, Andri menekankan pentingnya stabilitas kebijakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi.

BACA JUGA:  Hujan Hingga Malam 22 Titik Banjir Kepung Tangsel, Setidaknya 1.516 KK Terdampak

“Stabilitas kebijakan sangat penting. Jika masyarakat terus melihat ketidakpastian dalam regulasi dan kebijakan fiskal, maka belanja akan terus melemah, yang pada akhirnya bisa memperlambat pemulihan ekonomi,” pungkasnya.

Berkurangnya acara bukber di berbagai tempat, baik di kalangan masyarakat umum maupun instansi pemerintahan, mencerminkan tantangan ekonomi yang sedang dihadapi Indonesia.

Ketidakpastian kebijakan, daya beli yang melemah, serta kehati-hatian dalam mengelola anggaran menjadi faktor utama di balik fenomena ini.

Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan ekonomi, dampaknya bisa berkepanjangan dan semakin memperlambat pemulihan di berbagai sektor.

TAGGED:ekonominasional
Bagikan:
Facebook Whatsapp Whatsapp Copy Link

Terpopuler

Dua Tersangka Atas Dugaan Pemerasan Kepada Kontraktor (Foto : Dok. TU - Rhomi Ramdani)

Diduga Peras Kontraktor Rp30 Juta, Ketua RT dan RW di Curug Ditangkap Polisi

Gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Tangerang | Dok. Tangerangupdate.com

IKA SAKTI Laporkan Dugaan Korupsi Lahan RSUD Tigaraksa ke Kejaksaan Negeri

Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie | Dok. TU

Baru 14 Dapur, Tangsel Kewalahan Jalankan Program Makan Bergizi Gratis

BPBD Kabupaten Tangerang Evakuasi Jasad Bocah dari Galian Tanah di Kecamatan Legok. (Foto : Rhomi Ramdani)

Tragis, Bocah 9 Tahun Tenggelam di Bekas Galian Tanah Legok

Wabup Banten Dimyati Natakusumah (Dok.Tu/Juno)

Wagub Banten Sebut Sekolah Rakyat di Tangsel Masih Sementara, Terkendala Lahan

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Membangun SDM Indonesia: Jalan Panjang Menuju Abad Ketiga Milenium

Berita Terkait

Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.
Kota Tangsel

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Gedung Danantara
Ekonomi

Kucuran Utang Rp160 T untuk Danantara Dinilai Berisiko: Analis Soroti Deviden BUMN yang “Tak Riil”

Tangkapan Layar Banjir di Jombang Rawa Lele - Dok. TU
Kota Tangsel

Hujan Hingga Malam 22 Titik Banjir Kepung Tangsel, Setidaknya 1.516 KK Terdampak

Pengamat hukum dan keuangan daerah, Ichsanuddin Noorsy,
Ekonomi

Disinyalir Rugi 8,2 Milyar, Pengamat Minta Investasi Pemkot Tangsel di Bjb di Audit

Sejumlah Warga RW 10 Pamulang Barat Menutup Akses Jalan ke Tiga Sekolah, Buntut Dugaan PPDB yg Diskriminatif - Dok.TU
Banten

Akses Menuju Tiga Sekolah Negeri di Pamulang Ditutup Warga, Protes Sistem PPDB yang Dinilai Diskriminatif

Gedung Pemkot Tangsel | TU
Kota Tangsel

Masyarakat Soroti Kejanggalan Saham Pemkot Tangsel di Bank BJB

Konferensi pers GEKANAS (Gerakan Kesejahteraan Nasional) | Dok Istimewa
Nasional

GEKANAS Luncurkan Draf RUU Ketenagakerjaan Baru

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah (Dok. Istimewa)
Nasional

Intip Hasil Survei IPO Soal Kinerja Menko Kabinet Prabowo, Siapa Paling Top?

Jangan Lewatkan

Tiga Oknum Opang Ditangkap Polisi Setelah Intimidasi Ibu Bawa Bayi di Stasiun Tigaraksa

Senin, 28 Juli 2025
Tangkapan layar mayat di tong di Cisadane / Dok. TU

Mayat Wanita Ditemukan dalam Drum Mengambang di Sungai Cisadane, Polisi Selidiki

Minggu, 27 Juli 2025
Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Mobil Online di Stasiun Tigaraksa / Tangkapan Layar (Dok.Tu)

Ibu dan Bayi Dipaksa Turun dari Mobil Online Saat Hujan di Depan Stasiun Tigaraksa, Opang Diduga Intimidatif

Minggu, 27 Juli 2025

Waktu Ngopi Terbaik dan Rekomendasi Biji Kopi Pilihan untuk Menemani Harimu

Selasa, 29 Juli 2025
Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Ciputat: Pusat Kota yang Terlupakan dalam Bayang-Bayang Kemewahan Swasta

Minggu, 27 Juli 2025
Wabup Banten Dimyati Natakusumah (Dok.Tu/Juno)

Wagub Banten Sebut Sekolah Rakyat di Tangsel Masih Sementara, Terkendala Lahan

Rabu, 30 Juli 2025
Shobana Ilham Koordinator Nalar Pandeglang | Dok. TU

Nalar Pandeglang Kritik Kerja Sama Pembuangan Sampah Tangsel Pandeglang

Jumat, 25 Juli 2025
Irhas Abdul Hadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat.

Membangun SDM Indonesia: Jalan Panjang Menuju Abad Ketiga Milenium

Rabu, 30 Juli 2025
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Tangerang Update
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Redaksi
© Tangerang Update. Designed with ❤️ by dezainin.com.
Facebook X-twitter Youtube Whatsapp