Tangerangupdate.com (16/02/2022) | Kabupaten Tangerang — Banjir yang sudah hampir tiga bulan dirasakan oleh warga Kampung Gaga di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, mulai membuat warga merasa resah, mulai dari penyakit yang menyerang warga juga membutuhkan tindakan cepat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang
Menurut salah satu Warga Kampung Gaga berinisial MS (67), yang dibutuhkan warga hari ini bukan hanya di kunjungi dan bantuan sembako yang hanya cukup dua hari saja, namun harus ada solusi yang cepat dari Pemkab Tangerang agar banjir yang sudah hampir tiga bulan cepat surut.
“Masyarakat di sini bukan cuma mau diliat, pas begitu diliat, satu dua hari langsung laksanakan gimana caranya, kalau misalkan sembako, paling cuma cukup sehari dua hari, yang penting ini butuh air kering” ucap MS dengan mata berkaca-kaca.
MS mengakui bahwa banjir tersebut bukan berasal dari air hujan saja namun juga drainase sudah tidak ada, diduga akibat tertutup pembangunan proyek yang persis disamping kampung tersebut. Dirinya mendengar bahwa nanti akan dibuatkan saluran drainase namun setelah semua proyek selesai.
“emang saluran di sini udah ga ada karna tertutup semua sama proyek. Memang nanti bakal dibikin saluran, tapi nanti katanya pas proyek udah selesai” ujar MS.
MS mengaku bahwa masyarakat tidak melarang adanya proyek, namun harus memperhatikan sekitar dengan dibuatkan saluran air, MS tidak membantah bahwa jauh sebelumnya kampung Gaga memang banjir namun tidak sampai dua hari sudah surut.
“Kalo ada proyek kan ga dilarang sama masyarakat, yang penting ada saluran. Bukan main urug urug aja, akhirnya jadi beban masyarakat. Memang dari dulu di sini banjir, tapi bukan bulanan, paling sehari-dua hari langsung surut” tungkasnya.
Ditempat terpisah Sekretaris Camat Teluk Naga Tatang Suryana mengaku sejak adanya banjir, pihaknya sudah mengambil langkah penanggulangan, dengan menyedot air kemudian dibuang ke aliran sungai,
“Kalau yang awal mah itu kan sudah ditanggulangi dengan menyedot air, Kampung Gaga itu kan ada dua, yang kanan sama yang kiri, yang sebelah kiri itu sudah diupayakan penyedotan dan dibuang ke kali, namun yang sebelah kanan itu tidak surut surut” kata Tatang, Rabu (16/02).
Ketika ditanya mengapa hal tersbut dapat terjadi, Tatang menjawab bahwa tidak ada pembuangan, diduga akibat pembangunan proyek, sudah berupaya kordinasi dengan pihak pengembang dengan membuat sodetan, akan tetapi bukannya membuat surut justru semakin memperparah.
“Karna kan ga ada pembuangan ke sana, karna terbendung pekerjaan pembangunan (Proyek- Red), kita mulai berupaya melakukan sodetan ternyata bukanya air yang ke sana, namun air yang di sana malah ke sini. Soalnya di situ kondisinya cekungan. Kalau penanganan kita dari awal juga udah ditangani”
Dirinya juga mengatakan menurut hasil survei yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Bina Marga bahwa kampung Gaga berada di posisi terendah. Hal itu sudah dikordinasikan baik kecamatan sampai Desa sudah berkoordinasi dengan Pemkab Tangerang sejak awal banjir, namun baru ditinjau Kamis kemarin.
“Dari bulan desember kita sudah tangani semaksimal kita, kalau Pemkab ya tetep laporan tapi baru merespon hari kamis kemarin melakukan survei” tutupnya.