Tangerangupdate.com (28/12/2021) | Tangerang Selatan — Menjelang akhir tahun PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi pada akhir pekan kemarin Sabtu, langkah tersebut diambil menyususl adanya tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) elpiji yang terus naik sepanjang 2021.
Hal tersebut disampaikan oleh Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengatakan. Pada November 2021 harganya mencapai 847 dollar AS per metrik ton, tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57 persen sejak Januari 2021.
“Penyesuaian harga elpiji nonsubsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu,” dikutip dari Kompas.com, ditulis Selasa (28/12).
Pertamina mengklaim bawah harga elpiji Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500 per kilogram per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000 per kilogram, Filipina Rp 26.000 per kilogram, dan Singapura sekitar Rp 31.000 per kilogram.
Harga terendah Elpiji di kawasan Asia Tenggara tercatat di Malaysia dan Thailand menurut Irto karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing. Adapun kenaikan harga elpiji nonsubsidi yang dinaikan sebesar Rp 2.600 per kilogram.
“Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per kilogram,” ujar Irto.
Lanjut Irto, adanya perbedaan kenaikan harga elpiji nonsubsidi itu, untuk mendukung penyeragaman harga elpiji ke depannya serta menciptakan fairness harga antar daerah.
Namun dirinya menegaskan, untuk elpiji subsidi 3 kilogram tidak mengalami kenaikan harga, harga gas melon itu tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.