Tangerangupdate.com (11/08/2022) | Kabupaten Tangerang — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang memanggil Dinas Pendidikan (Dindik) terkait tingginya angka putus sekolah di wilayah itu, Rabu (11/08/2022).
Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail menyebut, tingginya angka putus sekolah tersebut seakan menampar muka pemerintah Kabupaten Tangerang.
Sebab katanya, anggaran yang digelontorkan untuk pendidikan cukup tinggi, yakni sebesar 17% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Jadi selama ini Dinas Pendidikan ngapain aja? sedangkan APBD yang terserap untuk pendidikan ini sangat besar,” ujar Kholid, ditulis Kamis (11/08/2022).
Kholid menegaskan, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu bukan alasan pembenaran bagi Dinas terkait.
“Kondisi COVID-19 jangan selalu dijadikan alasan Disdik tidak bisa mencapai target,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi II, DPRD Kabupaten Tangerang Nasrullah Ahmad menyayangkan pernyataan Sekdis Pendidikan yang menyebut permasalahan tersebut dilatar belakangi oleh faktor ekonomi.
Ia menilai, Sekdis Pendidikan sengatan menyembunyikan data terkait musabab dari tingginya angka putus sekolah tersebut.
“Ya memang data putus sekolah ini harus dibantah dengan data lagi, tanpa data penjelasan Dinas Pendidikan itu cuma cerita atau omong kosong,” kata Nasrullah.
Nasrullah menuturkan, desakan komisi II kepada Disdik untuk dapat menjelaskan data tingginya putus sekolah ini merupakan bentuk langkah upaya bersama dalam memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di wilayahnya.
“Ya maka itu, semua hari ini dalam hearing kita kumpulkan agar ke depannya kualitas pendidikan jauh lebih baik,” terangnya.
Sebelumnya, Sekdis Pendidikan Kabupaten Tangerang, Fahrudin menduga, banyaknya jumlah anak yang tidak melanjutkan sekolah ditingkat SD dan SMP atau sederajat disebabkan banyak pelajar yang melanjutkan pendidikan di sekolah swasta yang belum terdaftar di Kemendikbud RI.
“Kami pernah melakukan penelusuran, dan memang rata-rata itu mereka pindah sekolah ke sekolahan yang perijinannya masih dalam proses. Namun, memang kita juga tidak punya data pasti, ” katanya.
Fahrudin juga mengaku bahwa tidak bisa dipungkiri, jika ada beberapa siswa yang berhenti atau putus sekolah karena faktor ekonomi.
Khususnya di wilayah Kabupaten Tangerang Utara. Namun, dirinya menegaskan, apabila ada anak usia sekolah putus sekolah karena kekurangan biaya, Dindik akan memfasilitasinya untuk melanjutkan sekolah.
“Tapi memang ada yang berenti karena mereka memilih kerja dibanding sekolah. Khususnya wilayah Utara. Namun, bila ada anak yang tidak bisa sekolah karena biaya, kami akan memfasilitasi,” katanya.