Tangerangupdate.com – Fenomena kawanan monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga di Serpong, Kota Tangerang Selatan, dinilai sebagai tanda krisis habitat dan tekanan ekologis akibat berkurangnya ruang hijau di kawasan selain faktor alami lainnya.
Menurut Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Ganjar Cahyadi, kemunculan monyet ke wilayah padat penduduk bukanlah peristiwa kebetulan.
“Turunnya monyet ke permukiman adalah sinyal bahwa lingkungan mereka sudah tidak lagi mendukung. Ketika sumber pakan di hutan menipis dan ruang hijau menyempit, satwa liar mencari alternatif yang paling dekat, yaitu lingkungan manusia,” jelas Ganjar, Selasa (7/10).
Ganjar menilai, peristiwa seperti ini merupakan konsekuensi dari perubahan tata ruang dan hilangnya keseimbangan ekosistem di daerah penyangga kota.
“Kalau habitat terus tertekan, monyet akan terbiasa hidup di area manusia. Lama-lama akan terjadi interaksi yang berpotensi memunculkan konflik satwa-manusia,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan satwa yang sangat adaptif, mampu berpindah melalui atap rumah dan kabel listrik di kawasan padat penduduk. Namun, adaptasi ini berisiko bila tidak dikelola.
“Adaptasi tinggi bukan berarti mereka aman. Kalau sering diberi makan atau diusir dengan cara keras, perilaku mereka bisa berubah menjadi agresif,” katanya.
Sebagai solusi, Ganjar mendorong adanya koordinasi antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan, BRIN, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk memantau populasi monyet serta memulihkan habitat alami di kawasan Puspitek.
“Penanganannya tidak cukup hanya dengan menangkap atau mengusir. Perlu penataan habitat dan edukasi agar manusia dan satwa bisa hidup berdampingan,” tegasnya.
Ia juga mengimbau warga untuk tidak memberi makan monyet liar, menjaga kebersihan lingkungan, dan segera melapor ke Damkar atau BPBD bila kawanan monyet kembali muncul.
“Sampah terbuka dan makanan sisa justru menarik mereka datang. Pencegahan paling sederhana ada di perilaku manusia sendiri,” ujarnya.
Kawanan Monyet Bikin Warga Serpong Khawatir
Kawanan monyet ekor panjang terlihat berkeliaran di permukiman padat penduduk Jalan Swadaya, Kelurahan Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, pada Selasa pagi (7/10). Kemunculan satwa liar ini membuat warga resah karena dikhawatirkan dapat menyerang anak-anak.
Menurut penuturan warga, Shepia Selviana, belasan monyet tampak bergelantungan di kabel listrik dan sesekali turun ke atap rumah warga.
“Lokasinya di Jalan Setiawarga RT 02 RW 09, Rawa Mekar Jaya. Dari pagi banyak banget, bikin khawatir soalnya banyak anak-anak juga,” ujarnya kepada Tangsel Update.
Selviana menuturkan, kekhawatirannya bukan tanpa alasan. Ia mengingat pernah terjadi insiden warga yang digigit monyet di wilayah tempat tinggalnya.
“Mengkhawatirkan, karena dulu pernah ada anak usia empat tahun digigit monyet,” lanjutnya.
Ia berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera mengambil langkah penanganan agar kawanan monyet tidak membahayakan warga.
“Warga sebaiknya lebih hati-hati dulu. Kalau bisa, Pemkot tanggapin juga, karena monyet-monyet ini kadang nggak menetap, pindah-pindah terus,” ucapnya.
Sehari sebelumnya, kemunculan monyet juga dilaporkan terjadi di Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong. Seorang warga bernama Wulandari mengatakan monyet-monyet itu sempat melompat di atap rumahnya dan menimbulkan kepanikan.
“Pagi-pagi tetangga teriak karena tiba-tiba banyak monyet di halaman rumah dan atap. Saya spontan ambil sapu, tapi tetap takut juga,” katanya.
Warga menduga kawanan monyet tersebut berasal dari kawasan hutan Puspitek BRIN yang berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi kemunculan terakhir. Satwa ini diketahui memang sering terlihat di pinggir jalan lingkar dalam kawasan tersebut.
Editor: Jupry Nugroho
Reporter: Juno