Tangerangupdate.com – Ratusan warga Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tangsel pada Kamis, 18 Desember 2025.
Aksi ini digelar untuk mendesak agar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang diaktifkan kembali, menyusul penutupan total yang dinilai memicu krisis penumpukan sampah di berbagai wilayah.
Massa aksi membawa tuntutan agar Pemerintah Kota Tangsel segera mencari solusi pengelolaan sampah yang jelas dan terukur, bukan sekadar menutup operasional TPA.
Tokoh masyarakat setempat, Abdul Manap, menyatakan bahwa keberadaan TPA Cipeucang masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, ia menekankan bahwa pengelolaannya harus dilakukan secara modern dan bertanggung jawab.
“Kami minta dibuka. Karena bagaimanapun kami butuh tempat itu. Tapi minta dibuat dengan cara yang lebih baik, dimodernisasi, ditata, dibuat hijau, dan sampahnya dikelola dengan benar,” ujar Manap.
Menurut Manap, penutupan TPA Cipeucang telah menimbulkan dampak besar, terutama bagi warga Serpong yang setiap hari hidup berdampingan dengan lokasi TPA. Ia menilai kondisi saat ini justru membuktikan betapa vitalnya peran TPA bagi Kota Tangsel.
“Warga di tempat lain baru tiga atau empat hari saja sudah berteriak. Artinya dampaknya sangat besar. TPA itu bukan sekadar tempat pembuangan akhir, tapi harus menjadi tempat pengelolaan akhir,” katanya.
Manap juga menegaskan bahwa persoalan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Ia menuntut agar pengelolaan sampah dikerjakan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya pelibatan warga dalam perumusan kebijakan dan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) pengelolaan sampah.
Menurutnya, tanpa keterlibatan masyarakat, kebijakan berpotensi kembali menyimpang dari tujuan awal. “Artinya sampah ini harus dikerjakan dari hulu sampai hilir, tidak bisa diserahkan begitu saja kepada pemerintah,” tandasnya.



