Tangerangupdate.com – Sarikat Mahasiswa Demokratik (SMD) menolak permohonan maaf yang disampaikan Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie terkait krisis sampah yang terjadi di sejumlah wilayah Tangerang Selatan.
Mereka menilai permintaan maaf tersebut tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan yang telah berlangsung lebih dari sepekan dan berdampak langsung pada kehidupan warga.
Ketua SMD, Andi Maulana, mengatakan bahwa krisis sampah mencerminkan kegagalan pemerintah daerah dalam mengelola sistem persampahan secara serius dan berkelanjutan.
Menurutnya, permintaan maaf tanpa langkah konkret hanya bersifat simbolik dan tidak menjawab akar persoalan.
“Permintaan maaf Wali Kota tidak menyelesaikan masalah. Sampah menumpuk di permukiman warga, menimbulkan bau menyengat dan ancaman penyakit. Yang dibutuhkan bukan sekadar pernyataan moral, tetapi tindakan nyata dan terukur,” kata Andi dalam keterangannya, Rabu 17 Desember 2025.
SMD menilai pemerintah kota lamban dalam merespons krisis tersebut, terutama dalam hal pengangkutan sampah dan pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang.
Mereka mendesak Pemkot Tangsel segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem persampahan, termasuk menyiapkan solusi jangka panjang agar krisis serupa tidak terulang.
“Ini bukan kejadian pertama. Artinya, ada persoalan struktural yang tidak pernah diselesaikan. Jika pemerintah hanya reaktif dan tidak melakukan pembenahan sistem, maka krisis seperti ini akan terus berulang,” ujarnya.
Lebih lanjut, SMD menegaskan bahwa persoalan sampah tidak bisa dipandang sebagai sekadar ketidaknyamanan, melainkan menyangkut kesehatan publik dan hak dasar warga atas lingkungan yang bersih dan layak huni.
“Ketika warga harus hidup berdampingan dengan sampah yang menumpuk, itu sudah melanggar hak mereka. Pemerintah seharusnya hadir untuk menjamin hak tersebut, bukan sekadar meminta maaf setelah masalah membesar,” tegasnya.
SMD juga menyatakan siap menggelar aksi turun ke jalan apabila Pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak menunjukkan keseriusan dalam menangani krisis sampah tersebut.
“Jika dalam waktu dekat tidak ada langkah konkret yang bisa dirasakan langsung oleh warga, kami akan mengonsolidasikan massa untuk melakukan aksi sebagai bentuk tekanan publik,” pungkasnya.
Sebelumnya. Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan warga akibat penutupan TPA Cipeucang yang berimbas pada penumpukan sampah di sejumlah wilayah Tangsel.
“Pertama-tama, kami menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Tangerang Selatan atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujar Benyamin kepada wartawan, Selasa 16 Desember 2025.
Benyamin juga menjelaskan mengenai solusi sementara yang telah diterapkan, seperti penutupan tumpukan sampah dengan terpal dan penyemprotan cairan antibau di beberapa lokasi, seperti di flyover Ciputat.
Ia mengklaim jika pengangkutan
sampah di lokasi penumpukan telah mulai dilakukan secara bertahap.
“Saya ingin menegaskan bahwa penutupan dengan terpal dan penyemprotan antibau hanya bersifat sementara untuk mengurangi bau dan dampak lingkungan,” katanya.



