Tangerangupdate.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimta) melaksanakan proyek strategis daerah di Perumahan Paku Jaya Permai, Serpong Utara, pada 2024 lalu. Proyek senilai Rp10 miliar itu diklaim sebagai program prioritas penanganan banjir.
Namun, realisasi di lapangan memperlihatkan sebagian besar anggaran tidak hanya dialokasikan untuk drainase, melainkan juga pembangunan Gedung Serba Guna (GSG) atau gedung olahraga.
Pemkot Klaim Sesuai Usulan Warga
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menegaskan, proyek ini termasuk kegiatan strategis daerah yang bersumber dari APBD 2024. Kawasan Paku Jaya Permai ditetapkan sebagai prioritas karena rawan banjir.
“Karena Kawasan Paku Jaya Permai merupakan kawasan prioritas penanganan banjir, maka penataan kawasan ini masuk dalam Program/Kegiatan Strategis Daerah,” kata Benyamin, dikutip Selasa (26/8/2025).
Menurut Benyamin, pembangunan GSG tidak bisa dipisahkan dari paket proyek karena merupakan usulan warga melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). “Penanganan banjir dilakukan dengan membangun saluran hingga ke saluran pembuang. Sementara pembangunan GSG dibutuhkan untuk kegiatan kemasyarakatan. Proses pembangunan juga didampingi Kejari Tangsel,” jelasnya.
GOR Serbaguna Selesai 4 Bulan
Mantan Ketua RW 05 Paku Jaya Permai, Ahmad Joharyani, menyebut GSG dibangun sejak Juli 2024 dan rampung pada Oktober 2024. Gedung itu berdiri di atas lahan 450 meter persegi dengan luas bangunan 400 meter persegi.
“Manfaatnya sangat besar, terutama bagi remaja pecinta olahraga. GOR ini bisa dipakai untuk voli, bulutangkis, hingga tenis meja,” kata Ahmad.
Ia menambahkan, anggaran Rp9,7 miliar mencakup satu paket pembangunan: drainase (uditch) dan satu unit GOR. “Kalau panjang uditch besar itu sekitar 700 meteran, sementara ukuran kecil 40×50 atau 50×50 juga banyak. Jadi memang satu paket, drainase dan GOR,” jelasnya.
Kritik LBH Multatuli
Direktur LBH Multatuli, Alabsar, menyoroti realisasi proyek yang dinilai tidak fokus pada kebutuhan utama warga. Ia menegaskan, proyek yang diklaim sebagai penanganan banjir seharusnya lebih transparan dan diarahkan penuh untuk perbaikan infrastruktur drainase.
“Kalau program ini disebut penanganan banjir, mestinya prioritasnya jelas pada drainase. Bukan malah terseret pembangunan GOR yang menghabiskan anggaran besar. Jangan sampai isu banjir hanya jadi dalih untuk membangun proyek lain,” ujar Alabsar. Selasa (26/08)
Ia menambahkan, publik berhak tahu rincian alokasi anggaran dan hasil pembangunan secara menyeluruh. “Masyarakat tentu berharap banjir di Paku Jaya benar-benar selesai, bukan sekadar dapat GOR megah sementara masalah utama tidak teratasi,” pungkasnya.
Editor: Jupry Nugroho
Reporter: Juno