Tangerangupdate.com – Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, akhirnya angkat suara terkait kasus dugaan pungutan liar (pungli) di SD Negeri Ciledug Barat, Pamulang. Kasus ini menyeret nama kepala sekolah yang dituding meminta pembayaran seragam melalui rekening pribadinya.
Menurut Benyamin, Pemkot Tangsel masih menunggu hasil pemeriksaan yang tengah dilakukan Inspektorat. Ia memastikan, proses penyelidikan internal masih berlangsung dan belum bisa diambil kesimpulan.
“Kepala sekolahnya sudah diperiksa oleh Inspektorat. Kita lihat nanti seperti apa hasil akhirnya,” kata Benyamin saat ditemui pada Kamis (24/7/2025).
Terkait kemungkinan sanksi, Benyamin menegaskan bahwa Pemkot akan mengambil tindakan berdasarkan hasil resmi dari tim pemeriksa.
“Saya tidak bisa berandai-andai soal sanksi. Semua harus sesuai dengan hasil rekomendasi. Kalau sudah keluar hasilnya, baru kami ambil langkah,” ujarnya.
Ia pun meminta publik bersabar dan tidak berspekulasi sebelum pemeriksaan rampung. “Prosesnya masih berjalan. Kita tunggu saja,” tegasnya.
Inspektorat Tangsel Lakukan Pemeriksaan Khusus
Sementara itu, Kepala Inspektorat Kota Tangsel, Achmad Zubair, menyatakan timnya tengah melakukan Pemeriksaan Khusus (Riksus) terhadap dugaan pungli yang dilaporkan.
“Maaf, saya belum bisa memberi komentar karena teman-teman sedang melakukan pemeriksaan. Biarkan mereka bekerja sampai selesai,” ujar Zubair, Selasa (22/7/2025).
Zubair menambahkan, hasil pemeriksaan akan diserahkan langsung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tangsel sebagai pihak yang berwenang menindaklanjuti.
“Nanti setelah selesai, hasilnya akan disampaikan ke dinas terkait. Jadi nanti bisa langsung ke sana,” ujarnya.
Laporan Wali Murid: Diminta Bayar Rp1,1 Juta ke Rekening Pribadi
Kasus ini mencuat setelah seorang wali murid, Nur Febri Susanti (38), warga Benda Baru, Pamulang, melaporkan bahwa ia diminta membayar Rp1,1 juta untuk dua anaknya yang baru masuk sekolah.
“Katanya untuk seragam batik, muslim, olahraga, dan buku paket. Tapi kan buku paket seharusnya dipinjamkan,” ujar Nur, Rabu (17/7).
Nur mengaku pembayaran diminta langsung ke rekening kepala sekolah dan sempat disarankan untuk segera melunasi agar anaknya tidak merasa berbeda karena belum mengenakan seragam.