Tangerangupdate.com | Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang Jakarta Utara terbakar hebat pada Jumat 3 Maret 2023 malam.
Berdasarkan data yang dihimpun pada Sabtu 4 Maret pukul 14.30 WIB, sebanyak 17 warga menjadi korban tewas dalam peristiwa kebakaran hebat tersebut. Sementara 133 lainnya mengalami luka bakar dengan berbagai tingkat keparahan.
PT. Pertamina sendiri, sebagai pihak yang bertanggungjawab atas insiden tersebut telah menyiapkan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta sebagai tempat rujukan bagi para korban.
“RSPP telah siap menangani pasien luka bakar dan akan memberikan penanganan terbaik kepada korban,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajar Djoko Santoso, Sabtu 4 Maret 2023.
Sejarah Depo BBM Plumpang Jakarta Utara
Di balik insiden itu, Terminal BBM Plumpang tentara menjadi depo strategis yang dimiliki Pertamina.
Mengutip dari laman resmi Pertamina, Depo BBM Plumpang menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan harian nasional atau 25 persen dari total kebutuhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina.
Terminal BBM Plumpang mulai beroperasi sejak 1974 dengan kapasitas tangki timbun sebesar 291.899 kiloliter.
Depo ini mendistribusikan varian bahan bakar berupa Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo dengan thruput BBM rata-rata sebesar 16.540 kiloliter per hari dengan tujuan utama meliputi Jabodetabek.
Distribusi BBM pada Depo ini dilakukan melalui Terminal Automation System (TAS) dengan New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.
Pada tahun 2018 lalu, Terminal BBM Plumpang memperoleh pengakuan dunia sebagai salah satu tanki penyimpanan BBM terefisien di dunia.
Pada penghargaan, 2nd Global Tank Storage Award 2018, Plumpang dinobatkan menjadi Terbaik ke-2, setelah Saudi Aramco Terminals dalam kategori The Most Efficient Storage Terminal.
Global Tank Storage Awards adalah ajang prestigius di industri Unit Penyimpanan (Storage and Terminal) yang diadakan oleh majalah Tank Storage di Rotterdam.
Insiden Kebakaran
Insiden kebakaran yang terjadi pada Jumat 3 Maret 2023 kemarin malam merupakan peristiwa kedua yang dialami oleh Depo BBM Plumpang Jakarta.
Peristiwa kebakaran pertama terjadi pada 18 Januari 2009 lalu. Hasil penyelidikan kepolisian pada saat itu, kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia.
Pada saat itu, api muncul dari percikan pada gesekan alat pengambil sampel BBM dan slot ukur.
Sama seperti halnya peristiwa kemarin. Kebakaran pada tahun 2009 juga terjadi pada malam hari, tepatnya pukul 21.20 WIB.
Api baru bisa dipadamkan pada keesokan harinya sekitar pukul 06.15 WIB.
Pada saat itu, Pertamina mengatakan bahwa kerugian yang dialami mencapai Rp17 miliar dengan korban satu orang, yakni petugas keamanan di fasilitas tersebut.
Beberapa rumor pun sempat meramaikan peristiwa kebakaran Depo BBM Plumpang pada tahun 2009 lalu.
Beberapa media menyebut waktu itu, kebakaran terjadi di tengah santernya isu pergantian Direktur Utama Pertamina oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Isu lainnya adalah terkait serangan teroris, rumor ini cukup beralasan lantaran beberapa saat sebelum terjadi kebakaran, Densus 88 menangkap kelompok teroris yang menargetkan Depo Pertamina Plumpang.
Kelompok tersebut ditangkap di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan memiliki kemampuan merakit bom. Mereka diduga merupakan murid Gembong teroris pada saat itu, Dr. Azhari.