Tangerangupdate.com (19/10/2022) | Kabupaten Tangerang — Puluhan emak-emak Kampung Suka Karya, Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang memblokir jalan poros desa di wilayahnya.
Pemblokiran tersebut dilakukan untuk mencegah truk pengangkut tanah proyek pengurugan yang biasa melintasi jalan tersebut.
Mereka menilai bahwa truk tersebut sangat mengganggu aktivitas warga serta pengguna jalan dan kerap membuat kemacetan.
“Jalan poros desa ini hanya berukuran 3 meter jadi tentunya jika truk tanah masuk maka akan macet karena tak bisa digunakan dua kendaraan,” jelasnya.
Selain itu, menurut Titin keberadaan truk pengangkut tanah tersebut juga menimbulkan bising, dan polusi udara akibat debu-debu yang bertebaran.
Dan yang penting lagi lanjut Titin keberadaan truk tanah di wilayah perkampungan tersebut membuat para orang tua khawatir karena bisa membahayakan anak-anak.
“Jelas sekarang kami harus ekstra dalam mengawasi anak-anak yang sedang bermain, khawatir mereka lari ke jalan dan tertabrak truk tanah,” jelasnya.
Hal serupa diungkapkan warga lainnya, Heri Hermawan. Menurutnya keberadaan truk bertonase besar tersebut bisa merusak jalan poros desa.
Pasalnya, kekuatan jalan poros desa ini tentunya tidak akan kuat untuk menahan beban truk tanah. Terlebih jika intensitas hilir mudik truk tersebut sangat tinggi.
“Sesuai UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, spesifikasi jalan desa bukan untuk dilintasi kendaraan bertonase besar. Kualitas cor jalan tentunya tidak akan kuat jika dipakai truk tanah yang berat,” jelasnya.
Untuk menghindari konflik horizontal di masyarakat akibat adanya hal ini. Heru menyebut bahwa warga sepakat membuat petisi penolakan aktivitas pengurugan di wilayahnya.
Petisi tersebut telah disampaikan kepada pihak Kecamatan Teluknaga dan diteruskan kepada Bupati Tangerang, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kapolres Metro Tangerang dan Kapolsek Teluknaga.
“Surat telah kami sampaikan pada 6 Oktober 2022 lalu, hanya sayangnya aktivitas truk tanah tersebut masih tetap ada makanya para ibu-ibu berinisiatif untuk memblokir jalan agar tidak dilalui truk tanah,” katanya.
“Kami berharap pihak berwenang segera turun tangan dengan menghentikan adanya proses pengurugan untuk menghindari adanya konflik horizontal dengan warga,” tambahnya.
Pantauan di lokasi, masih terlihat adanya aktivitas beberapa pekerja serta kendaraan berat.
Meski demikian, tidak ada pekerja yang ingin memberi keterangan terkait proyek pengurugan tersebut.
Namun dari pengakuan warga, mereka tidak mengetahui untuk apa nantinya lahan hasil pengurugan tersebut.