Tangerangupdate.com (02/08/2022) | Kabupaten Tangerang — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat wilayah Kabupaten Tangerang merupakan wilayah dengan angka putus sekolah tertinggi di Provinsi Banten.
Dikutip dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, diketahui bahwa angka putus sekolah dari jenjang SD hingga SMA sederajat di Kabupaten Tangerang mencapai 22.194.
Kemudian disusul oleh Kabupaten Lebak dengan jumlah anak putus sekolah sebanyak 16.656 anak, lalu posisi ke tiga adalah Kabupaten Pandeglang, dengan angka 11.410 anak dan ke empat yakni wilayah Kabupaten Serang mencapai 10.778 anak.
Sementara untuk posisi ke 5 dipegang oleh Kota Tangerang dengan jumlah 7.844 anak, sedangkan diposisi selanjutnya Kota Tangerang Selatan sebanyak 6.079 anak.
Lalu nomor 7 ialah Kota Serang dengan jumlah 5.977 dan berada di posisi terakhir Kota Cilegon yang mencapai 1.913 anak putus sekolah.
Dalam situs tersebut juga dijelaskan bahwa, dari puluhan ribu anak putus sekolah di Kabupaten Tangerang tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu Drop Out (DO) atau berhenti begitu saja dan kategori Lulus Tanpa Melanjutkan (LTM).
Di Tingkat sekolah dasar (SD) angka DO mencapai 2.543 dan LTM 7.251. Sedangkan tingkat SMP, anak yang mengalami DO berjumlah 1.636 sedangkan LTM sebanyak 8.623. Sementara, untuk tingkat SMA sederajat, angka DO mencapai 2.104.
Menanggapi hal itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Eny Suhaeni mengaku sangat prihatin dengan tingginya angka anak putus sekolah.
Menurut Eny, pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten, melalui Dinas Pendidikannya harus melakukan penyisiran, apa penyebab anak-anak putus sekolah. Sehingga, solusi untuk mengetaskan permasalahan tersebut dapat segera dicarikan solusi.
“Tentunya sangat memprihatinkan ya. Dengan tingginya angka tersebut. Padahal saat ini sekolah negri dari tingkat SD, SMP, sampai SMA sudah digratiskan, ” kata wanita yang disapa akrab teteh Eny, ditulis Selasa (07/08/2022).
“Harus dilakukan penyisiran, apa penyebabnya, apakah faktor ekonomi atau memang yang lain, sehingga bisa dicarikan solusianya. Ditambah memang pada saat Covid-19 perekonomian masyarakat sangat terganggu, ” tambahnya.