Tangerangupdate.com – Biaya logistik Indonesia yang mencapai 23% dari PDB, jauh lebih tinggi dari negara tetangga, masih menjadi hambatan krusial bagi daya saing ekonomi nasional.
Kondisi ini diperparah dengan peringkat Indonesia di posisi ke-61 dalam Logistic Performance Index (LPI).
Permasalahan ini menggarisbawahi urgensi reformasi menyeluruh melalui inovasi, terutama digitalisasi dan integrasi lintas sektor.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Citiasia Inc., Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI), Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), dan Institut STIAMI menyelenggarakan Smart Logistic International Workshop pada 3 Juli 2025 di ICE BSD.
Workshop ini bertujuan mempercepat transformasi logistik nasional melalui pendekatan digital dan kolaboratif.
Workshop dibuka oleh CEO Citiasia, Fitrah R. Kautsar, yang memaparkan kompleksitas distribusi logistik di Indonesia.
Dr. Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Kominfo RI, menekankan pentingnya digitalisasi dalam mendorong daya saing rantai pasok global.
Acara juga diramaikan dengan peluncuran buku Betawi Academia oleh Prof. Sylviana Murni, Rektor Institut STIAMI.
Sesi diskusi menghadirkan Prof. Bahrullah Akbar yang menyoroti digitalisasi sistem keuangan daerah, Prof. Beniadi Setiawan dengan strategi transparansi logistik sektoral, serta Roland Permana (INSA) yang membahas peluang dan tantangan digitalisasi pelayaran dan pelabuhan, termasuk isu kesiapan SDM dan regulasi.
Dr. Prasabri Pesti dari PT Pos Indonesia memaparkan keberhasilan transformasi perusahaan menjadi penyedia logistik terintegrasi, dengan kontribusi logistik meningkat dari 12% (2022) menjadi 41% (2024) melalui perluasan layanan end-to-end berbasis inovasi.
Citiasia menegaskan bahwa solusi masa depan logistik nasional bertumpu pada konsep Smart City for Smart Logistics, yang mengintegrasikan Smart Governance, Smart Economy, Smart Living, dan Smart Environment.
Penerapan IoT, Blockchain, Logistics Digital Twin, dan perencanaan berbasis AI dinilai strategis untuk menciptakan sistem logistik yang efisien dan berkelanjutan.
Gagasan pembentukan Badan Khusus Logistik Nasional yang bersifat lintas sektoral juga muncul sebagai bagian dari solusi ini.***