Tangerangupdate.com | Insiden penyerangan dan pengancaman dengan senjata tajam terjadi di Alfamidi Setu Puspitek dan salah satu rumah warga di Gang Adil Kelurahan Setu, pada Selasa (4/3/2025) pukul 19.30 WIB.
Sekelompok orang bersenjata tajam mengancam warga setelah diduga terlibat konflik pribadi dengan salah satu warga setempat.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan Asep, seorang saksi sekaligus korban, sekelompok orang datang dengan membawa golok dan celurit, mencari seseorang yang tidak mereka temukan. Namun, semua warga yang berada di lokasi tetap menjadi sasaran ancaman.
“Saya lagi markir di Alfa, pada dateng rame-rame pada bawa golok, cari orang katanya, tapi semua yang ada di situ diancam pakai golok, termasuk saya ” ujar Asep.
Menurut Asep Karena tidak menemukan orang yang dicari, kelompok tersebut kemudian berpindah ke lokasi ke Gang Adil, Kelurahan Seru dan kembali melakukan ancaman.
Jhon salah satu korban lainnya, mengaku lehernya sempat ditodong celurit, sementara punggungnya ditekan dengan golok untuk menunjukkan lokasi yang mereka cari.
“Karena saya ga tau, saya ditodong celurit sama diteken sama golok, padahal saya ga tau apa-apa cuma lewat terus papasan langsung ditarik”ucapnya
Situasi semakin mencekam saat gerombolan itu mendatangi sebuah rumah warga di Setu dan mengancam seluruh penghuni rumah.
Anita, salah satu korban, mengungkapkan rasa takutnya ketika dirinya dan keluarganya diancam oleh kelompok tersebut.
“Saya takut, mereka bawa golok dan ngancam saya sama keluarga. Lagi banyak anak kecil juga, mereka sampai ketakutan,” kata Anita kepada kantor berita TangerangUpdate.com pada Rabu (5/3/2025).
Laporan ke Polisi Sempat Ditolak
Setelah kejadian tersebut, beberapa korban langsung melaporkan insiden ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tangerang Selatan.
Namun, hanya laporan terkait insiden di Alfamidi yang diterima oleh pihak kepolisian. Laporan terkait kejadian di rumah warga ditolak karena kurangnya bukti rekaman CCTV.
“Saya bawa sekeluarga ke Polres buat bikin laporan kejadian di rumah, tapi ditolak. Katanya kurang bukti, soalnya nggak ada rekaman CCTV,” lanjut Anita.
Berdasarkan keterangan warga, total ada 13 orang yang menjadi korban ancaman, terdiri dari 8 laki-laki dan 5 perempuan.