Tangerangupdate.com (13/08/2021) | Kabupaten Tangerang – – – Sri Wahyuni seorang warga Desa Buaran Mangga, Kecamatan Pakuhaji harus mengubur dalam-dalam impian anaknya untuk menjadi seorang dokter. Pasalnya, tanah warisan orangtuanya yang hendak dijualnya untuk membiayai pendaftaran kuliah anaknya tersebut diduga kini sudah diklaim oleh orang lain.
Ia menceritakan, bahwa anak pertamanya bercerita kepadanya, bahwa anaknya ini sangat ingin sekali menjadi seorang dokter. Awalnya, Sri bingung harus bagaimana untuk mewujudkan mimpi anaknya ini. Karena untuk menjadi seorang dokter membutuhkan biaya yang sangat besar untuk sekolah di universitas. Setelah berbicara sang suami dan berdiskusi panjang lebar, akhirnya mendapat solusi untuk menjual tanahnya yang berada di Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga untuk biaya sang anak kuliah dijurusan kedokteran.
“Setelah diskusi sama anak, dia ingin kuliah di perguruan negri dan memgambil jurusan kedokteran, terpaksa saya harus jual tanah,” ujar Sri Rahyuni kepada awak media Jumat (12/08/2021).
Lanjut Sri, proses untuk menjual tanah pun tidak sebentar untuk memasarkan dan mempromosikan, kurang lebih selama tiga bulan. Setelah mendapatkan pembeli, pihak pembeli meminta agar tanah tersebut dilakukan proses Peta Bidang Tanah (PBT), dan pihaknya mengajukan proses PBT kepada pihak Notaris yang dia percayai, setelah satu bulan proses, pihak notaris menghubungi dirinya, dan memberi tahu bahwa tanah miliknya sudah berubah nama menjadi nama orang lain yang berinisial V.
“Setelah proses semuanya, dan tinggal proses pembayaran pihak pembeli meminta untuk ada proses PBT, setelah satu bulan proses, notaris menghubungi saya, tiba-tiba nama bidang tanah bukan keluar nama saya dan telah berubah nama orang lain, kaget dong saya,” Sri pun tertegun.
Sri yang merupakan seorang ibu rumah tangga ini merasa sangat kaget dan syok ketika mengetahui tanah warisan orang tuanya ini sudah berganti nama menjadi nama orang lain, padahal dia tidak pernah menjual tanah seluas 4000m2 tersebut kepada siapapun.
Setelah diketahui tanah miliknya berubah nama, bukan atas nama dirinya lagi, sambung Sri, sang pembelipun membatalkan untuk membeli tanah miliknya itu. Akhirnya, impian sang anak untuk menjadi seorang dokterpun harus pupus karena biaya yang disiapkan dari hasil jual tanah menjadi sirna.
Sri merasa bingung dan depresi, karena dirinya tidak memiliki biaya lagi untuk mewujudkan impian anaknya untuk menjadi seorang dokter. Sri melanjutkan, padahal anaknya ini sangat ingin menjadi seorang dokter.
Dia juga menyangkan tidak bisa menyekolahkannya ke jurusan kedokteran, padahal anak sulungnya itu sangat pintar aecara akademis dari usia dini. SD menjadi juara umum, SMP juara umum, SMA pun menjadi juara umum di sekolahnya.
“Yang seminggu lagi tinggal pembayaran, akhirnya dibatalkan oleh pembeli. Impian anak saya untuk menjadi dokterpun harus sirna karena tidak ada biaya, tanahnya tidak jadi dibeli,” kata Sri sambil meneteskan air mata.
Sampai berita ini diterjunkan, tangerangupdate.com masih berupaya untuk melakukan konfirmasi dengan pihak yang berwenang terkait dugaan berubahnya nama kepemilikan tanah tersebut.