Sri Utaminingsih, MH., M.M.Pd Dosen Prodi PPKn Universitas Pamulang
Euforia peringatan hari lahirnya dasar negara Pancasila baru saja kita rasakan jatuh pada tanggal 1 juni, banyak Lembaga atau organisasi kemasyarakatan bahkan secara personal menunjukan identitasnya masing-masing rasa bangga terhadap dasar negara pancasila, bukti nyata bahwa pancasila lekat dekat dalam kehidupan kita.
Seperti kita ketahui dalam pancasila terkandung nilai-nilai dasar yang di gunakan untuk mengatur kehidupan kita sehari-hari dan telah menjadi kesepakatan bersama semenjak di nyatakan dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945, sehingga dengan segala konsekwensi kita sebagai bangasa Indonesia harus dapat melaksanakannya.
Pancasila lahir dari pembahasan dan konsekwensi para tokoh bangsa dalam sidang yang di adakan oleh Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI) mulai tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni 1945 dengan tema Dasar negara. Dimana pancasila berhasil disusun dari hasil rumusan pidato yang telah disampaikan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 tanpa ditulis terlebih dahulu namun di terima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI hingga di beri judul dari pidato tersebut dengan “ Lahirnya Pancasila” melalui proses yang panjang akhirnya tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya pancasila. Yang kemudian di syahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara Indonesia.
Kini, tanggal 1 Juni resmi ditetapkan jadi Hari Lahir Pancasila lewat Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyampaikan keputusan ini melalui pidato pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, di Gedung Merdeka, Bandung pada 1 Juni 2016. Tanggal 1 Juni juga ditetapkan sebagai hari libur nasional. Niken Widya Yunita – detikNews. 01/06/2019.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperingatinya. Hal terpenting adalah kita dapat memaknai Pancasila sebagai nilai-nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan, seperti menghormati sesama walau berbeda agama, mengakui persamaan hak dan derajat masyarakat Indonesia, saling membantu dan gotong royong dalam menjaga persatuan, dan lain sebagainya. Terlebih dalam peringatan Hari Pancasila tahun ini, persatuan Indonesia diuji dengan datangnya sebuah wabah yang menyerang sejak awal bulan Maret yang lalu. Dengan adanya wabah ini kita di paksa untuk melakukan aktifitas sosial, Keagamaan. Ekonomi yang keluar dari hilai-nilai tatanan yang kita miliki yang jelas tertuang dalam pancasila, sehingga terasa aneh dan beban bagi kita karna tidak sesuai dengan hati nurani kita, walaupun ada yang memang melakukan di luar nalar kita, sebagai bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai yang tekandung dalam pancasila, dengan merebakanya berita penolokan warga atas jenazah seorang perawat yang akan di makamkan di kampung halaman di lansit Jateng.suara.com 11/04/2020, kejadian tersebut karna ketakutan warga dari dampak yang akan ditimbulkan , sehingga keluar dari tatanan nilai kemanusian yang kita miliki yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Kecemasan warga di picu dari informasi yang di dapat melalui media sosial , yang saling berlomba-lomba membangun opini sehingga informasi simpang siur dan sangat mempengaruhi cara berfikir masyarakat, kembali nilai pancasila di pertanyakan , panggilan nilai-nilai yang melekat dan telah menjadi bagian bagian dalam kehidupan kita, berita tersebut medapat respon dari masyarakat melalui media sosial , hampir seluruh masyarakat Indonesia memberikan dukungan moril kepada keluarga korban, ini menunjukan bahwa kita semua tau yang seharusnya seperti apa ?, mengacu kembali kepada nilai-nilai pancasila sebagai tolak ukur dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu ada kasus prank yang di anggap tidak manusiawi ulah beberap anak muda, memberikan bantuan berisi sampah , ini juga di sikapi oleh seluruh masyarakat melalu media sosial dengan menghujat dan memaksa aparat untuk menindak lanjuti dengan proses hukum. Indikator yang digunakan oleh masyarakat tidak lain adalah kembali kepada nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Dengan banyaknya kejadian yang di anggap melanggar norma dan nilai yang tidak sesuai dengan pancasila, kembali mendorong masyarakat untuk lebih banyak perduli dengan sesama, seperti yang di lakukan oleh golongan masyarakat beruang, untuk ikut berbagi dengan berbagai cara ada yang membagikan dalam bentuk sembako, uang bahkan rasa kepedulian untuk saling membantu di lakukan dengan kesadaran sendiri membentuk pos-pos terpadu, dapur umum dan lainny seperti yang dilakukan oleh warga masyarakat di wilayah Pondok Aren dengan posko dapur umumnya dapat memproduksi 200-300 nasi box sedangkan kampung si Gacor di wilayah Cibodas, Kelurahan Panunggangan Barat, juga membuat dapur umum bagi warga masyarakat di sekitar kampung tersebut. Adapun dapur umum Cibodas memproduksi sejumlah makanan bagi keluarga para pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang masih melakukan isolasi mandiri termasuk juga masyarakat terdampak korban PHK, Sumber: BeritaSatu.com
Nilai yang ada dalam masyarakat kesadaran untuk berbagi dengan sesama terus tumbuh. Dengan adanya Covid-19 yang mengakibatkan dampak ekonomi ini justru malah menjadi daya ungkit atau pendorong masyarakat untuk berbagi kebahagiaan terhadap sesama. Apalagi, di bulan Ramadhan, pasti ini akan menguatkan, ada momentum, ada peluang, saya melihat keinginan untuk berbagi membahagiakan sesama itu sangat kuat sekali, Nur Efendi CEO Rumah Zakat, Republika.id
Tidak dapat kita pungkiri lagi itulah pancasila nilai-nilai yang kita miliki, nilai yang berasal dari kita , menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus menjadi solusi bagi penyakit dan segala persoalan yang di sebabkan oleh kita dan kembali nilai-nilai pancasila menjadi rujukan obat yang paling mujarab.