Tangerangupdate.com (09/10/2021) | Tangerang Selatan — Pengamat nilai razia yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) akhir-akhir hanya upaya menyelamatkan muka Pemkot Tangsel usai masif pemberitaan melalui banyaknya PMKS di Kota ini.
Seperti viralnya bayi usia 10 bulan yang dicat silver, diajak berkeliling sebagai objek mengemis oleh orang yang bukan orang tua kandungnya baru-baru ini.
Viralnya bayi silver tersebut menurut Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Pamulang Dr. Suhendar S.H., M.H telah membuka tabir bahwa Pemkot Tangerang Selatan tidak memiliki gagasan yang baik dalam menyelesaikan masalah sosial tersebut.
“Jadi selama ini mereka ga kerja, karna urusan-urusan pengemis, manusia silver itu kan (fenomena) udah lama di Tangsel, bukan baru. Akhirnya Pemkot seolah-olah seperti pemadam kebakaran. Jadi ada api baru dipadamin,” ucapnya saat ditemui redaksi tangerangupdate.com. Ditulis Sabtu (09/10/2021).
Lebih lanjut, Suhendar menilai bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak mempunyai program yang komprehensif guna mengatasi masalah tersebut. Sebetulnya kata Suhendar, para PMKS tersebut tidak hanya dirazia, namun harus juga diberdayakan.
“Mereka direhabilitasi, kemudian diberikan program-program agar mereka bisa lepas dari ketergantungan itu,” jelasnya.
Suhendar meminta agar Pemkot Tangsel dalam hal ini Satpol PP agar membangun komunikasi yang persuasif dalam melakukan razia, hal itu katanya, penting guna memberikan masukan bahwa yang dilakukan para pengemis dan pengamen dijalan bukanlah hal yang dibenarkan.
“Kalau kedapatan ada (PMKS) maka dibangun komunikasi yang persuasif, komunikasi supaya para pmks itu tau bahwa aktivitas mereka itu tidak dibenarkan, lalu diedukasi, diajak untuk beralih ke aktivitas lain, diberi modal,” tutupnya.