Tangerang – Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) ditemukan meninggal bunuh diri.
Dari informasi yang beredar, korban ditemukan di kamar kosnya daerah Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Korban berinisial AR (30) yang juga merupakan dokter ASN di RSUD Kardinah Kota Tegal ini diduga mengakhiri hidupnya dengan menyuntikan obat ke dalam dirinya, korban nekat bunuh diri diduga karena tertekan oleh seniornya.
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, korban ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya pada Senin (12/8) sekira pukul 23.00 WIB.
“Pagi jam 7 atau jam 8 itu pacarnya telepon, ditelepon nggak diangkat-angkat padahal berdering. Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin dikos-kosan Tembalang sana, dicek ke Tembalang sana kosong. Akhirnya balik lagi ke sana (Lempongsari) dicek sama ibu kosnya mau dibuka pakai kunci serep nggak bisa karena dikunci dari dalam, akhirnya panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal,” kata Agus, Rabu, 14 Agustus 2024.
Lebih lanjut, polisi juga sempat memanggil dokter dan diketahui korban meninggal karena obat. Obat itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.
“Obat untuk pelemas otot, saya nggak bisa ngomong yang bisa ngomong dokter tapi obat itu seharusnya lewat infus,” katanya.
Lebih lanjut, disaat melakukan pemeriksaan, pihaknya juga menemukan buku harian korban di kamar kos itu. Berdasarkan catatan buku harian tersebut, Agus menyebut korban cerita beratnya menjadi mahasiswi kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
“Ibuknya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat, sudah curhat sama ibuknya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras,” terangnya.
Usai kejadian orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa diautopsi.