Tangerangupdate.com – Sebagian besar masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu sudah tak asing bahkan terbiasa dengan bau tidak sedap dari sampah.
Terlebih bagi mereka yang bermukim di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Kecamatan Serpong.
Setidaknya, kondisi itu bisa dirasakan selama 24 jam. Namun beberapa hari belakangan, bau itu berkurang, tak lagi menyengat seperti hari-hari biasa.
Bukan tanpa sebab, ternyata bau sampah tersebut tak lagi menyengat setelah ditangani menggunakan teknologi mikrobiologi organik Ecotru, enzim pengurai berbagai macam polutan yang dihasilkan sampah termasuk limbah air lindi.
Seorang warga bernama Sutimah merasakan langsung upaya penanganan bau sampah menggunakan Ecotru tersebut. Ia mengatakan jika bau sampah sudah tidak lagi semenyengat seperti sebelum diatasi dengan teknologi mikroba itu.
Selain bau sampah, ia juga menyebut jika jumlah lalat, belatung dan serangga lain yang kerap berkerumun di sekitar lingkungannya sangat berkurang.
“Sudah nggak terlalu bau sih, abis disemprot pakai cairan itu (Ecotru-red). Kalau nggak salah disemprotnya awal bulan ini, saya nggak ingat tanggal pastinya,” ungkapnya, Rabu 17 Juli 2024.
Senada dengan itu, warga lain yang bermukim dekat TPA Cipeucang bernama Nana. Menurutnya, bau sudah tidak tidak terlalu menyengat tak lama setelah disemprot menggunakan mobil pemadam kebakaran. Ia menyatakan jika air keran di rumahnya juga sudah tidak keluar bau seperti sebelumnya.
Ia pun berharap agar proses penyemprotan tersebut bisa dilakukan secara terus-menerus, tidak hanya dilakukan seminggu saja. “Harapannya biar disemprot terus mas, nggak cuma seminggu ini saja. Kan enak kita di sini kalau tidak ada bau,” bebernya.
Sekilas Tentang Ecotru
Direktur PT Esa Maha Karya Tunggal, Eka Lestari Sinaga menjelaskan jika penyemprotan Ecotru di TPA Cipeucang dilakukan selama 7 hari berturut-turut.
Ecotru merupakan mikroorganisme aktif, sebagai super katalase enzim yang dapat menguraikan berbagai senyawa polusi air dan mengembalikan keseimbangan lingkungan.
Enzim pengurai tersebut berasal dari 100 persen bahan organik alami tanpa bahan kimia. Sehingga tidak menimbulkan efek negatif dan ramah lingkungan.
Teknologi organik terbaru ini sudah banyak digunakan di Kota dan Kabupaten lain di Indonesia sebagai solusi dari menanggulangi kerusakan lingkungan.
“Ecotru dapat menguraikan lemak, protein, karboidrat, selulosa dan berbagai macam polutan dan mengembalikan keseimbangan lingkungan dengan sangat cepat,” pungkasnya.